Beri ASI Pakai Dot Ternyata Ada Risikonya

Kamis, 03 Agustus 2017 | 20:42 WIB
Beri ASI Pakai Dot Ternyata Ada Risikonya
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usai habis masa cuti hamil dan melahirkan, Ibu bekerja umumnya memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada buah hatinya dengan bantuan dot. Namun siapa sangka jika pemberian ASI dengan dot ini dapat mempengaruhi perilaku anak di masa mendatang.

Pakar gizi komunitas Dr. dr. Tan Shot Yen, mengatakan pemberian ASI pada botol dot membuat si bayi menghabiskan susu karena diharuskan, bukan terbiasa merasakan kepuasaan saat menyusu.

"Ini biasanya akan muncul saat usia awal sekolah seperti 6 tahunan. Kalah terbiasa langsung dari payudara ibu anak tahu kapan dia merasa kenyang dan berhennti menyusu," ujar Tan pada temu media peringatan Pekan ASI Sedunia di Jakarta, Kamis (3/8/2017).

Tan menambahkan, anak-anak yang menyusu pakai dot juga kurang bahagia ketimbang anak-anak yang menyusu langsung dari payudara sang ibu. Sebab, si anak tidak memiliki kebebasan untuk mengukur tingkat kenyangnya sendiri.

Baca Juga: LaLiga Tolak Pembayaran Klausul Pelepasan Neymar

"Nanti ketika anak belajar makan dia akan cenderung menghabiskan makanan karena dipaksa bukan terbiasa responsif dengan rasa kenyang dan rasa puas karena pola menyusunya yang tergantung pada dot," katanya.

Tan juga menyoroti pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6 bulan ke atas yang kini cenderung berupa makanan pabrikan. Pola pemberian MPASI seperti ini, kata dia, akan menghilangkan fase belajar anak terhadap pengenalan cita rasa, tekstur dan kelengkapan gizi terhadap makanan.

"Tenaga kesehatan dan ahli gizi punya kewajiban moral untuk mebimbing ibu menyusui membuat MPASI bermutu. Jangan harap anak suka makan sayur bayam kalau jaman MPASInya makan bubuk bayam bukan sayur bayam asli," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI