Ini Jenis Olahraga Berbahaya bagi Bahu dan Lutut

Selasa, 01 Agustus 2017 | 18:54 WIB
Ini Jenis Olahraga Berbahaya bagi Bahu dan Lutut
Cidera bahu. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjalani olahraga secara teratur memang bermanfaat bagi kesehatan. Tapi tahukah Anda bahwa ada beberapa jenis olahraga berisiko tinggi memicu cidera.

Disampaikan Dr. Roger Leo, SpOT dari Siloam Hospital Kebon Jeruk, beberapa jenis olahraga tersebut antara lain bulutangkis, baseball, dan basket yang pada prinsipnya melibatkan gerakan tangan yang mengayun.

"Olahraga yang berisiko tinggi cidera di bahu itu yang menyebabkan gerakan pada bahu secara berlebihan seperti badminton, basket, baseball. Secara intensitas itu bermanfaat buat kesehatan, tapi secara gerakan itu berpeluang tinggi terjadi cidera," ujar dia pada temu media beberapa waktu lalu.

Sedangkan olahraga yang kerap memicu cidera pada lutut adalah sepakbola. Pada saat tulang paha atau tulang kering terseok saat gerakan menendang, hal ini dapat menyebabkan ligamen lutut tidak stabil dan membuat pemain kehilangan kemampuannya untuk menggunakan kakinya.

Baca Juga: Wow, Mantan Putri Indonesia Ini Hobi Olahraga Ekstrem

Beberapa prosedur penanganan kondisi cidera ini antara lain meliputi antroscope. Teknik ini memungkinkan luka operasi hanya berupa dua tusukan kecil sehingga pasien bisa beraktivitas normal usai tindakan.

"Pada prinsipnya memang tidak seperti operasi konvensional yang lukanya bisa sampai 12 cm. Pasien bisa kembali berjalan, duduk dan beraktivitas seperti biasa. Hanya saja tidak boleh olahraga dulu," tambah dia.

Teknik lainnya yang juga dapat mengatasi nyeri pada bahu dan lutut adalah Platelet Rich Plasma (PRP). Prosedur ini bisa memperbaiki sel yang rusak akibat cidera. Dr Roger mengatakan, pasien akan diambil sejumlah sel dari sampel darahnya. Lalu disuntikkan pada bagian tubuh yang mengalami cidera.

"Sel diambil dari darah kita sendiri sehingga nyaris tanpa efek samping. Bisa tumbuh lagi sel yang rusak sehingga dikenal juga sebagai rejuvenation medicine," pungkas dia.

Baca Juga: Studi: Rajin Berolahraga Cegah Demensia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI