Suara.com - Batuk merupakan kondisi yang paling sering dikeluhkan orang. Bahkan survei menunjukkan, 90 persen orang datang ke dokter karena mengalami batuk. Namun, apakah batuk selalu merujuk pada gangguan kesehatan?
Dokter spesialis THT RSCM, Fauziah Fardizza, mengatakan batuk sebenarnya merupakan reaksi tubuh melapangkan jalan napas sekaligus mencegah partikel asing masuk melalui saluran pernapasan. Itu sebabnya, dia mengimbau masyarakat tak buru-buru mengatasi batuk dengan mengonsumsi obat antibiotik.
"Penyebab batuk itu kan iritasi di saluran pernapasan bisa karena debu, virus, atau bakteri. Tapi, jangan dikit-dikit minum antibiotik kalau batuk, harus dicari tahu dulu penyebabnya apa. Kalau bukan karena bakteri, nanti bisa memicu resistensi antibiotik," ujar dia pada peluncuran OB Herbal Ziplong di Jakarta, Rabu (26/7/2017).
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, batuk harus diwaspadai jika disertai demam, dan nyeri hingga dua pekan. Barulah seseorang bisa mengonsultasikannya ke dokter untuk dicari tahu penyebab batuk, dan pemberian penanganan yang tepat.
"Lebih baik lakukan pencegahan, seperti perbanyak minum air putih dan madu. Hindari paparan polusi serta debu dengan menggunakan masker. Tingkatkan pula daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan sehat untuk melawan virus, dan bakteri penyebab batuk," tandasnya.
Jangan Buru-buru Minum Antibiotik saat Batuk, Ini Alasannya
Rabu, 26 Juli 2017 | 13:46 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Daftar 4 Jenis Batuk dan Cara Pengobatannya
10 Desember 2024 | 14:48 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 06:15 WIB
Health | 21:54 WIB
Health | 21:48 WIB
Health | 21:41 WIB
Health | 19:15 WIB
Health | 14:56 WIB
Health | 14:21 WIB