Lewat pendekatan berbasis masyarakat untuk menyelesaikan masalah ini, Mishra mengatakan bahwa banyak orang tidak mengerti perbedaan antara gagal jantung dan serangan jantung karena mereka tidak berkonsultasi dengan dokter.
"Gagal jantung mengacu pada kondisi dimana kapasitas pemompaan darah jantung berkurang. Sedangkan serangan jantung sekunder akibat sirkulasi koroner yang tersumbat, di mana suplai darah ke otot jantung terpotong atau berkurang drastis. Gagal jantung adalah bahaya kesehatan yang serius dan Dapat mengancam nyawa jika diabaikan," ucap Mishra.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, gagal jantung berdampak lebih dari 60 juta orang di seluruh dunia. Risiko kematian pasien gagal jantung sebanding dengan pasien dengan kanker tingkat lanjut.
Meskipun, gagal jantung dapat menyerang pada usia berapapun, hal ini lebih sering terjadi pada orang berusia di atas 65 tahun.
Baca Juga: Lama Menganggur Bisa Picu Gagal Jantung?
Mishra mengatakan, alasan utama rendahnya kesadaran akan gagal jantung adalah kenyataan bahwa pasien menganggapnya sebagai tanda bertambahnya usia.
"Meskipun tidak ada obat untuk gagal jantung, pasien yang didiagnosis dini perlu mengikuti pengobatan mereka dan membuat perubahan gaya hidup untuk hidup lebih lama, merasa lebih baik dan lebih aktif. Oleh karena itu, penting bagi pasien dan pemberi perawatan untuk mengetahui gejala gagal jantung, mengarah pada pengenalan yang lebih baik dan diagnosis dini, "kata Mishra. [Zeenews]