Amankah Melahirkan Berkonsep Water Birth?

Sabtu, 22 Juli 2017 | 07:53 WIB
Amankah Melahirkan Berkonsep Water Birth?
Ilustrasi persalinan konsep water birth. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Persalinan di dalam air atau 'water birth' belakangan menjadi buah bibir di kalangan ibu-ibu modern. Rasa nyeri berkurang dan suasana persalinan yang tidak kaku, menjadi alasan mengapa banyak bumil terpikir menerapkan konsep persalinan ini.

Namun pertanyaannya, amankah metode persalinan ini? Disampaikan Emi Nurjasmi, M.Kes selaku Ketua Umum PB Ikatan Bidan Indonesia, pada dasarnya, water birth merupakan salah satu strategi melahirkan yang telah diterapkan bumil di beberapa negara barat.

Meski demikan, Ikatan Bidan Indonesia dan Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI), tidak merekomendasikan konsep persalinan ini hingga fase pengeluaran janin. Namun menurutnya, bukan berarti 'water birth' tidak bisa dimanfaatkan.

"Dalam persalinan kan ada kala 1, 2, 3. Nah water birth ini bisa dimanfaatkan dalam proses kala 1 untuk mengurangi rasa sakit dan membuat ibu rileks serta memberi stimulasi untuk serviks dalam mempersiapkan pengeluaran janin," ujar Emi pada peringatan Hari Ulang Tahun IBI, belum lama ini.

Baca Juga: Menguak Water Birth, Metode Persalinan yang Dipilih Andien

Ketika sudah lengkap pembukaan dan janin menunjukkan tanda-tanda pengeluaran, maka ibu hamil sebaiknya langsung diangkat ke ranjang untuk melakukan proses persalinan. Hal ini untuk meminimalisir risiko infeksi pada bayi, kesulitan mengatur suhu bayi, dan syok pernafasan jika bayi menghirup air.

"Kami tidak merekomendasikan pengeluaran kepala bayi di dalam air. Begitu lengkap pembukaan ada rasa mengerang, maka ibu diminta naik ke tempat tidur," pungkas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI