Awas! Kebisingan Kota Bisa Picu Masalah Jantung yang Serius

Selasa, 27 Juni 2017 | 11:06 WIB
Awas! Kebisingan Kota Bisa Picu Masalah Jantung yang Serius
Ilustrasi serangan jantung. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hidup di kota semrawut seperti Jakarta sudah membuat sebagian besar dari kita terbiasa dengan hiruk pikuk kota dan kebisingannya.

Tapi, apakah suara sibuk meningkatkan masalah kesehatan? Sepertinya begitu. Karena para ilmuwan telah memperingatkan bahwa kesehatan kita mungkin akan menjadi korban dari suara bising tinggal di perkotaan.

Para ilmuwan mengeluarkan peringatan bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar dan mengatakan bahwa, suara-suara yang berfluktuasi dari jalan-jalan yang sibuk dan pusat kota tidak hanya mengganggu telinga, tapi juga mengganggu irama jantung normal dan dapat memicu masalah jantung yang serius.

Peneliti dari Nottingham Trent University di Inggris menemukan bahwa perubahan konstan pada kebisingan, bahkan pada tingkat rendah, memiliki efek langsung dan mengganggu pada denyut jantung normal.

Temuan menunjukkan bahwa lingkungan sehari-hari bisa memiliki implikasi yang lebih luas untuk kesehatan jangka panjang, kata periset. Untuk penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Information Fusion, responden diminta untuk memakai sensor bodi untuk memantau detak jantung mereka saat mereka pindah ke pusat kota Nottingham selama 45 menit.

"Kami menemukan bahwa perubahan suara yang cepat mengakibatkan gangguan yang cepat terhadap irama normal jantung peserta," kata Eiman Kanjo dari Nottingham Trent dilansir dari Zeenews.

Jika pola ini diulang secara teratur, lanjut dia, maka ada bahaya bahwa hal itu bisa menyebabkan masalah kardiovaskular.

Penelitian ini adalah yang pertama menggunakan sensor untuk memodelkan dampak jangka pendek lingkungan kota terhadap tubuh manusia dalam jangka pendek. Para periset juga menemukan bahwa tekanan udara berpengaruh pada detak jantung dan juga suhu tubuh.

Data lingkungan termasuk kebisingan, tekanan udara dan tingkat cahaya dibandingkan dengan data dari peserta yang berkaitan dengan denyut jantung, suhu tubuh dan pergerakan dan perubahan aktivitas elektrodermal pada kulit.

Tak satu pun peserta mengalami masalah jantung, namun para periset mengatakan akan bermanfaat untuk mempelajari apakah orang dengan kondisi jantung mengalami dampak yang lebih besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI