Suara.com - Tren aneh mengonsumsi obat-obatan terlarang kini muncul kembali. Para pecandu mencoba mendapatkan sensasi melayang dengan cara menyuntikkan obat-obatan terlarang dicampur dengan darah orang lain.
Tahun lalu, polisi di Bucks County, Pennsylvania, menangkap seorang laki-laki yang membawa sebotol darah berisi 13 zat berbeda termasuk methamphetamine. Praktek ini sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan penyebaran HIV, hepatitis dan infeksi yang ditularkan melalui darah.
Kasus orang yang menyuntikkan darah orang lain dilaporkan pernah terjadi di New York Times, pada tahun 2010. Selain itu, dalam sebuah artikel melaporkan ada pengguna heroin di beberapa kota di Afrika, seperti Dar es Salaam di Tanzania, yang dengan sengaja menyuntikkan darah kambing mengandung heroin agar mendapatkan sensasi high yang lebih sempurna.
Namun, dalam kasus lelaki yang ditangkap di Bucks County, tahun lalu, dia mengklaim botol yang dibawanya hanya berisi darah manusia dan fentanil atau sejenis obat penghilang rasa sakit yang sangat kuat. Menurut National Institute on Drug Abuse, fentanil serupa dengan morfin tapi Adalah 50 sampai 100 kali lebih manjur.
Dr Laura Labay, ahli toksikologi forensik, menganalisis isi botol tersebut dengan rekannya Dr Charles Catanese, dan mempublikasikan hasilnya dalam sebuah penelitian.
"Itu adalah hal yang aneh. Jika Anda melihat darah utuh di tabung reaksi, itu akan terlihat kental. Ini tampak seperti darah tapi lebih encer," kata Dr Labay kepada Popular Science.
Peneliti menemukan fakta dan bertentangan dengan apa yang lelaki Pennsylvania klaim, botol tersebut berisi 13 zat yang berbeda termasuk etanol, kodein, morfin dan metamfetamin.
Dr Labay dan rekan-rekannya telah memerhatikan bahwa terkadang para pemakai sengaja membiarkan tumpahan darah mereka masuk kembali ke alat suntik dan kemudian memberikannya kepada orang lain untuk mencicipi obat tersebut. Namun, mereka mengatakan, ini adalah pertama kalinya mereka melihat seseorang menyimpannya dengan sengaja.
Para periset masih belum yakin mengapa seseorang ingin menggunakan obat tersebut sebagai narkoba. Bisa jadi hal ini terjadi karena seorang pemakai merasa ingin mengintensifkan pengalaman methamphetamine, atau mungkin karena ia menyukai gagasan menggunakan darah ketika menuntikkan obat-obatan terlarang.
Meski begitu, menyuntikkan darah orang lain ke dalam tubuh dapat menyebabkan beberapa risiko kesehatan yang serius seperti infeksi yang ditularkan melalui darah seperti HIV dan hepatitis. Selain itu, menyuntikkan diri dengan darah yang tidak memiliki golongan darah yang sama juga dapat menyebabkan pembentukan darah dan mengakibatkan kematian. (Dailymail)
Baca Juga: Narkoba Baru, Lebih Sadis dari Heroin, Bikin Orang Mirip Zombie!