Nyeri Ulu Hati Usai Buka Puasa, Waspadai Jantung Koroner

Sabtu, 17 Juni 2017 | 17:15 WIB
Nyeri Ulu Hati Usai Buka Puasa, Waspadai Jantung Koroner
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat berpuasa sebagian dari kita tentu pernah mengalami nyeri di bagian ulu hati. Kerap kali gejala tersebut dikaitkan dengan masalah lambung, karena perut kosong selama belasan jam.

Namun jangan remehkan kondisi ini, pasalnya disampaikan Wakil Chairman Siloam Heart Institute (SHI) dr Antono Sutandar SpJP (K), gejala nyeri ulu hati saat berpuasa bisa jadi tanda penyakit jantung koroner.

Biasanya, kata dia, gejala nyeri ulu hati yang terkait penyakit jantung koroner muncul setelah berbuka puasa dan beraktivitas. Keluhan akan bertambah meski penderita telah minum obat antasida atau obat maag.

"Keluhan penderita penyakit jantung koroner bervariasi umumnya berupa nyeri dada yang dirasakan di daerah bawah tulang dada agak ke sebelah kiri dengan rasa seperti beban berat, ditusuk-tusuk. Ada pula rasa terbakar yang kadang menjalar ke rahang, lengan kiri, dan ke belakang punggung, serta disertai keringat yang banyak," ujar Antono pada temu media di Siloam Hospital Kebon Jeruk, belum lama ini.

Sedangkan keluhan nyeri ulu hati terkait maag, kata dia, bisa teratasi setelah minum obat antasida. Biasanya maag muncul usai mengonsumsi makanan berlemak, kopi, teh dan obat-obatan tertentu.

"Sedangkan penyakit jantung koroner sendiri disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner jantung sehingga jantung kekurangan oksigen dan nutrisi untuk memompa darah. Penyempitan atau penyumbatan ini terjadi, karena adanya proses penumpukan lemak di dinding pembuluh darah yang berlangsung secara bertahap," tambah Antono.

Untuk pencegahan, ia menganjurkan umat muslim memanfaatkan puasa untuk diet ketogenik yakni, tinggi protein dan lemak sehat, serta mengurangi karbohidrat olahan dari gula, tepung dan jus buah.

"Diet ini akan membakar lemak dan menurunan berat badan penderita hipertensi, diabetes dan obesitas yang menjadi faktor risiko penyakit jantung koroner," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI