Suara.com - Dalam sepekan, dua artis terkenal Indonesia, yaitu Yana Zein dan Julia Perez berturut-turut meninggal dunia akibat kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks). Hal ini menjadi sebuah pengingat bagi kita bahwa kanker merupakan epidemi global.
Kanker menjadi masalah di dunia, termasuk di Indonesia, karena jumlah penderitanya yang terus meningkat begitu pula dengan kematiannya. Kanker payudara dan leher rahim yang dikenal pula dengan sebutan kanker serviks merupakan dua jenis kanker tertinggi yang mengancam perempuan di Indonesia.
Selain upaya meningkatkan pengetahuan terhadap jenis dan bahaya kanker dan faktor risiko terjadinya kanker, masyarakat juga perlu memahami bahwa beberapa jenis kanker dapat dicegah melalui deteksi dini.
Deteksi dini kanker leher rahim dilaksanakan dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan tindak lanjut dini dengan krioterapi jika ditemukan IVA positif. Sedangkan deteksi dini kanker payudara dengan metode pemeriksaan payudara secara klinis (SADANIS).
Saat ini, lebih dari 3.700 Puskesmas di seluruh Indonesia telah dilatih dalam pelayanan deteksi dini penyakit kanker payudara dan leher rahim. Sedangkan untuk pengobatan segera dilakukan di rumah sakit kabupaten/kota secara berjenjang untuk rujukan kasus kanker.
"Dengan deteksi dini, kejadian kanker dapat ditemukan lebih awal sehingga keberhasilan pengobatannya semakin besar", ujar Kepala Biro Komunikas dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, drg. Oscar Primadi, MPH, dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com, Sabtu (10/6/2017).
Oscar juga menegaskan bahwa masyarakat, khususnya yang telah menjadi peserta jaminan kesehatan nasional (JKN), tidak perlu khawatir karena biaya promotif dan preventif berupa deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks (tes IVA) di Puskesmas sudah masuk dalam pembiayaan JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.
Selain itu, pemerintah juga tengah mengintroduksi vaksin human papiloma virus (HPV) di siswi sekolah dasar di beberapa daerah. Vaksin HPV efektif untuk mencegah perempuan terserang HPV yang akan membawanya pada kanker serviks. Harapannya ke depan vaksin HPV tersebut bisa menjadi salah satu vaksin program nasional.
Hal lainnya, pasien kanker harus mendapat pengobatan yang tepat dan tidak boleh melewatkan fase emas pengobatan. Namun, seringkali masyarakat yang terdiagnosis kanker pada fase awal, justru tergoda dengan iklan pengobatan alternatif yang menyesatkan yang ada di berbagai media, baik media massa maupun media sosial.
"Kita perlu mengawasi dan mengevaluasi efektifitas dan meneliti dampak lain yang ditimbulkan. Iklan yang jelas-jelas melanggar ketentuan tersebut, akan berdampak buruk dan menimbulkan kerugian, bahkan bisa membahayakan karena pasien kehilangan fase emas pengobatannya dan menjadi tidak terselamatkan", tegasnya.
Dua Artis Meninggal Akibat Kanker, Ini Pentingnya Deteksi Dini
Minggu, 11 Juni 2017 | 13:59 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Kenali Penyakit Kanker Serviks, IDI Borong Berikan Informasi Pengobatan
20 Desember 2024 | 14:55 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 18:52 WIB
Health | 15:00 WIB
Health | 14:00 WIB
Health | 13:00 WIB
Health | 09:59 WIB
Health | 09:36 WIB