Ganja Bangunkan Anak Penderita Epilepsi FIRES dari Koma

Sabtu, 03 Juni 2017 | 12:43 WIB
Ganja Bangunkan Anak Penderita Epilepsi FIRES dari Koma
Annalise Lujan penderita FIRES berada di ICU. [gofundme]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Annalise Lujan tengah berada di sebuah lokasi senam di bulan April itu. Annalise secara tiba-tiba mulai muntah-muntah​ dan mengaku kehilangan rasa pada bagian kakinya.

Saat anak berusia 12 tahun itu jatuh, orang tuanya langsung membawa Annalise ke rumah sakit, dan pihak medis berusaha menyelamatkan otak Annalise dari kerusakan.

Annalise kemudian diterbangkan ke unit spesialis di Phoenix Children's Hospital, di mana ia didiagnosis dengan sindrom epilepsi langka, yang dikenal sebagai Febrile Infection-Related Epilepsy Syndrome (FIRES).

Kondisi tersebut menyebabkan Annalise mengalami kejang secara terus menerus, yang bisa menyebabkan cedera otak dan bahkan kematian.

Baca Juga: Tak Selalu Kejang, Kondisi Ini Juga Bisa Jadi Gejala Epilepsi

Itu berarti dokter tidak bisa membangunkan Annalise dari koma sampai mereka memiliki metode yang efektif untuk mencegah ia mengalami kejang kembali.

Ketika orangtua Annalise membawanya ke rumah sakit, para ahli medis mengira dia terkena virus perut.

"Dia hanya seorang gadis muda yang sehat, pergi ke sekolah, berpartisipasi dalam komunitas dan senam, dan keesokan harinya, berjuang untuk hidupnya. Dia dimasukkan ke ventilator, dan dimasukkan ke dalam koma medis, dan kami belum pernah berbicara dengannya sejak itu," kata orangtua Annalise, Estrada-Lujan.

Gejala FIRES biasanya muncul satu hari sampai 14 hari setelah seorang anak mengalami demam ringan.

Kejang dimulai perlahan sebelum memburuk, dengan beberapa anak mengalami 100 kejang per hari. Ini terjadi ketika virus menyebar ke otak atau sistem autoimun setelah flu biasa atau flu perut.

Baca Juga: Pembedahan Efektif Kurangi Kasus Kejang pada Penyandang Epilepsi

Karena obat anti-epilepsi biasa tidak bekerja pada kondisi ini, ibunya Maryann Estrada-Lujan meneliti pilihan lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI