Suara.com - Pemerintah Kota Yogyakarta menyiapkan insentif Rp1 juta untuk peserta KB lelaki, melalui metode operasi lelaki atau vasektomi guna meningkatkan kepesertaan KB lelaki yang dinilai masih rendah.
"Sudah sejak tahun lalu kami memberikan insentif kepada lelaki yang mengikuti KB dengan metode operasi pria (MOP). Tujuannya supaya peserta KB pria bisa meningkat," kata Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Yogyakarta Eny Retonowati di Yogyakarta, Minggu (28/5/2017).
Saat ini, tingkat kepesertaan KB lelaki di Kota Yogyakarta baru mencapai 0,69 persen dari total peserta KB di kota tersebut. Terpaut cukup banyak dengan tingkat kepesertaan KB untuk perempuan, khususnya yang menggunakan IUD yaitu 32,46 persen.
Selain memberikan insentif berupa uang, upaya untuk meningkatkan kepesertaan KB lelaki dilakukan melalui sosialisasi oleh tujuh kelompok KB lelaki yang sudah terbentuk.
Baca Juga: Dua Negara Ini Incar Pil KB Lelaki Buatan Unair
"Biasanya, sosialisasi dilakukan melalui pagelaran seni tradisional. Harapannya, kaum lelaki bisa memahami bahwa menjadi peserta KB lelaki bukan hal yang menakutkan," ujarnya.
Selain karena jumlah anak sudah dirasa cukup, latar belakang yang mendasari kaum lelaki menjadi peserta KB di antaranya adalah istri tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi.
"Ada beberapa perempuan yang terkadang mengalami alergi atau efek samping akibat menggunakan alat kontrasepsi jenis tertentu. Oleh karena itu, suami yang kemudian menjalani vesektomi," ucap Eny.
Meskipun sudah melakukan berbagai sosialisasi untuk penggunaan alat kontrasepsi baik bagi perempuan maupun lelaki, namun belum semua pasangan usia subur di Kota Yogyakarta menjadi peserta KB.
Di Kota Yogyakarta terdapat 43.749 pasangan usia subur, namun baru 31.045 pasangan yang menjadi peserta KB atau sekitar 71 persen. Sisanya, memilih tidak menjadi peserta KB.
Baca Juga: Pil KB Lelaki Masih Uji Klinis
"Kami akan terus melakukan sosialisasi. Menjadi peserta KB merupakan salah satu upaya untuk membentuk keluarga yang berkualitas sekaligus mengendalikan pertumbuhan penduduk," katanya.