Inilah Alasan Remaja Tidak Disarankan Minum Pil Diet

Minggu, 21 Mei 2017 | 14:18 WIB
Inilah Alasan Remaja Tidak Disarankan Minum Pil Diet
Remaja diet. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pil penurun berat badan dianggap sebagian orang sebagai solusi cepat menurunkan berat badan dan mendapatkan figur yang sempurna. Janji dapat memberikan 'perbaikan' secara instan, membuat remaja memilih meminum pil diet dan mengabaikan peringatan ahli kesehatan.

Penelitian menunjukkan, suplemen diet mengandung bahan kimia beracun yang bisa mendatangkan malapetaka pada hormon, pertumbuhan dan kesehatan mental remaja, sementara tubuh mereka masih berkembang. Pil diet tersebut dapat mengganggu sistem perkembangan remaja dan mengakibatkan kekurangan gizi, terutama zat besi dan kalsium.

Sebuah studi oleh Canadian Pediatric Society pada tahun 2004 mengatakan bahwa pada anak-anak dan remaja, pengurangan konsumsi energi secara marjinal dapat dikaitkan dengan perlambatan pertumbuhan.

Para ahli juga secara konsisten memperingatkan ancaman pil diet, yang dapat menyebabkan beberapa kasus ekstrim seperti merobek lapisan perut dan bahkan menyebabkan kematian.

Baca Juga: Telan Pil Diet Berlebih, Tubuh Gadis Ini "Terbakar dari Dalam"

Pil diet sendiri sering mengandung bahan seperti phentermine, orlistat dan sibutramine. Zat-zat ini dapat membuat berat badan turun namun mengotak-atik pengaturan alami dalam tubuh dan efeknya datang bersamaan dengan sejumlah efek samping termasuk peningkatan denyut jantung, pingsan, pendarahan dan serangan jantung yang tidak biasa.

FDA melaporkan, pada 2009 ada 69 pil diet berbeda yang mengandung zat yang dapat menyebabkan kejang dan stroke. Dr Lloyd D. Johnston, dari University of Michigan, mengatakan ketika dia pertama kali mulai menganalisis penggunaan pil diet di kalangan anak-anak sekolah menengah atas, dia menemukan ramuan umum dikaitkan dengan penyebab stroke.

Meski pil diet tersebut telah dilarang sejak 1980-an, dia mengatakan, pil diet yang beredar hari ini tak kalah berbeda dan tetap memiliki risiko yang dihadapi.

"Kami juga menemukan bahwa mereka yang minum pil diet lebih cenderung menggunakan obat-obatan terlarang lainnya, tidak termasuk ganja," terang Dr. Johnston.

Periset di University of Minnesota mengklaim penggunaan pil diet pada remaja putri memiliki lonjakan yang signifikan dalam rentang lima tahun terakhir, melonjak dari 7,5 persen menjadi 14,2 persen di tahun 2006. Mereka mengatakan bahwa 63 persen gadis remaja menggunakan 'perilaku pengendalian berat badan yang tidak sehat' untuk mempertahankan bentuk tubuh yang ramping. Dan 22 persen remaja perempuan menggunakan 'perilaku pengendalian berat badan yang sangat tidak sehat'. [Dailymail]

Baca Juga: Minum Pil Diet, Seorang Perempuan Meninggal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI