Kasus Bayi Lahir Pendek Tinggi di NTT, Ini Komentar Menkes

Selasa, 02 Mei 2017 | 21:28 WIB
Kasus Bayi Lahir Pendek Tinggi di NTT, Ini Komentar Menkes
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek berfoto bersama para peserta Pelatihan Keluarga Sehat di Kota Kupang, NTT, Selasa (2/5/2017). [Suara.com/Firsta Nodia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati posisi dua tertinggi dengan jumlah kasus bayi lahir pendek atau stunting.

Menurut Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, bayi lahir pendek salah satunya dipicu oleh kurangnya asupan gizi yang diterima sang ibu saat hamil.

Selain lahir pendek, bayi-bayi yang lahir dari ibu hamil yang tidak tercukupi kebutuhan gizinya akan memiliki bobot rendah dan berisiko tinggi meninggal dalam usia yang sangat dini.

Itulah sebabnya Menkes mengimbau agar para ibu bertanggung jawab atas kehamilan yang dialaminya.

Baca Juga: Ini Tiga Masalah Kesehatan yang Dihadapi NTT

"Kalau mau hamil itu harus betul-betul diinginkan atau tanggung jawab. Jangan diet-dietan karena nggak mau kelihatan gendut. Hamil, perut menjadi buncit nggak papa yang penting anak dalam kandungan cukup gizi," ujar Menkes saat memberikan Kuliah Umum di Politeknik Kesehatan Kupang, NTT, Selasa (2/5/2017).

Bayi yang lahir pendek, tambah Menkes, tak hanya mempengaruhi dari segi penampilan. Kecerdasan anak pun ikut dipertaruhkan, dimana hal ini dapat mempengaruhi generasi bangsa di masa mendatang.

"Anak-anak yang stunting bukan cuma tubuhnya yang pendek tapi otaknya juga ikut pendek. Dalam artian IQ tidak mencapai normal dan akan menjadi beban bagi bangsa, bukan aset bangsa," tambahnya.

Menkes mengakui, ada faktor lain yang memicu peningkatan jumlah kasus gizi buruk di Nusa Tenggara Timur yakni pengaruh budaya.

Dia mengatakan, di perbatasan Atambua jangkauan pemberian ASI hanya 25 persen yang disebabkan adanya pemisahan antara ibu dan anak setelah persalinan.

Baca Juga: Kenali Asma pada Anak dan Faktor Pencetusnya

"Untuk itu kami dorong masyarakat sehat melalui pendekatan keluarga. Kami sadar daerah terpencil masih dipengaruhi budaya setempat, dengan adanya pendekatan keluarga sehat, penguatan ada di puskesmas," lanjut Menkes.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI