Penelitian: Tukang 'Bully' dan Korbannya Kerap Lakukan Oplas

Minggu, 30 April 2017 | 19:27 WIB
Penelitian: Tukang 'Bully' dan Korbannya Kerap Lakukan Oplas
Ilustrasi operasi plastik. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jika Anda mengenal seseorang yang telah menjalani operasi plastik, ada kemungkinan mereka adalah seorang tukang bully atau pengganggu di sekolah. Hal tersebut terungkap melalui sebuah penelitian yang dikeluarkan oleh Warwick University.

Dikatakan, si tukang bully akan mencari dominasi sosial dan menyebabkan mereka mencari prosedur untuk memperbaiki penampilan mereka. Meski begitu, korban bully juga cenderung melakukan prosedur bedah plastik namun dengan alasan berbeda yaitu keinginan mereka untuk mengubah penampilan karena sering diejek.

"Kami menemukan dalam penelitian kami bahwa setiap orang yang terlibat dalam intimidasi memiliki keinginan lebih tinggi untuk operasi kosmetik. Menjadi korban (bully) oleh teman sebaya menghasilkan fungsi psikologis yang buruk, yang meningkatkan keinginan untuk operasi kosmetik," papar penulis utama dalam penelitian ini, Profesor Dieter Wolke.

"Bagi si pengganggu, operasi kosmetik mungkin hanya taktik lain untuk meningkatkan status sosial ... terlihat bagus dan mencapai dominasi. Hasil yang kami peroleh, menunjukkan bahwa ahli bedah kosmetik harus memilah kandidat untuk kerentanan psikologis dan riwayat bullying," tambahnya.

Baca Juga: Operasi Plastik Tak Lagi Jadi Primadona di Inggris, Kenapa?

Periset menggunakan kelompok sampel dari 800 remaja termasuk pengganggu, korban, dan mereka yang berada dalam kategori baik serta tidak terpengaruh. Dengan menggunakan kuesioner, anak-anak berusia 11 sampai 16 tahun dianalisis untuk masalah emosional, tingkat harga diri, kondisi fisik serta keinginan mereka untuk melakukan prosedur operasi plastik.

Hasil penelitian yang dikeluarkan jurnal Plastic and Reconstructive Surgery, menyatakan keinginan tertinggi terjadi pada korban bullying, dengan 11,5 persen mengekspresikan keinginan mereka untuk operasi plastik. Hal itu juga meningkat pada pelaku, dengan 3,4 persen pelaku intimidasi menyatakanjika mereka tertarik untuk menjalani operasi kosmetik. Sebagai perbandingan, kurang dari satu persen dari mereka yang tidak terpengaruh oleh intimidasi melaporkan keinginan semacam itu.

Sebagai informasi, antara 2014 hingga 2015, 15,9 juta prosedur bedah plastik telah dilakukan di AS. Sebanyak 226.000 di antaranya dilakukan pada usia 13 sampai 19 tahun.

Tingkat operasi kosmetik juga meningkat di Inggris. Secara total, 30.750 operasi kosmetik dilakukan pada pria dan wanita tahun lalu. [Dailymail]

Baca Juga: Cathy Sharon Rahasiakan Bagian Tubuh yang Akan Dioperasi Plastik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI