Suara.com - Selain risiko penyakit menular seperti HIV yang mengintai pemilik tato, kulit mereka juga rentan sulit berkeringat. Itulah kesimpulan yang didapat oleh para peneliti setelah melakukan sebuah studi yang dipublikasikan dalam Medicine and Science in Sports and Exercise Journal.
Studi yang menganalisis 10 responden laki-laki yang memiliki tato berukuran lebih dari 5.2 sentimeter di salah satu sisi tubuh mereka menunjukkan bahwa pemilik tato berkeringat lebih sedikit dibandingkan mereka yang tidak memiliki tato.
Tak hanya itu, keringat mereka juga memiliki konsentrasi natrium yang lebih tinggi sehingga meningkatkan risiko mengalami demam.
Menurut peneliti Maurie Luetkemeier, keringat diproduksi oleh tubuh dengan tujuan mendinginkan. Namun pada pemilik tato, keringat yang diproduksi sedikit sehingga sulit bagi tubuh untuk mendinginkan suhu.
"Jika suhu tubuh meningkat maka tubuh akan mengalami demam tinggi," ujar dia dilansir dari laman Menshealth.
Risiko ini mungkin tak terlalu berpengaruh jika Anda memiliki tato di satu atau dua bagian tubuh saja. Namun jika tato yang Anda miliki berada di seluruh bagian tubuh maka hal ini bisa menjadi masalah. Anda akan rentan mengalami peningkatan suhu tubuh yang cukup sering.