Suara.com - Epilepsi merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kejang berulang. Namun jika terjadi pada anak, maka hal ini bisa mengakibatkan keterbelakangan mental.
Disampaikan Prof Zainal Muttaqin SpBS, PhD dari Universitas Diponegoro, penelitian menyebut bahwa ada 10 milyar sel otak yang tumbuh pada masa anak-anak. Namun jika terjadi kejang, hal ini dapat mengakibatkan kematian 50 sel otak.
"Bayangkan kalau kejangnya terjadi berulang kali. Ada berapa sel otak yang mati," ujar dia pada seminar awam 'Bedah Epilepsi' di RSU Bunda Jakarta, Sabtu (15/4/2017).
Bahkan, profesor pertama yang menangani bedah epilepsi di Indonesia ini mengatakan bahwa otak pasien anak yang epilepsi ketika berusia 20 tahun setara dengan otak orang lanjut usia yang berusia 60 tahun.
Baca Juga: Bocoran Desain iPhone 8 di Dunia Maya Bikin Kecewa
Itu sebabnya, tambah Prof Zainal, intervensi bedah epilepsi pada anak harus dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah risiko keterbelakangan mental saat dewasa dan meningkatkan kualitas hidupnya.
"Paling tidak, operasi bisa mencegah penurunan IQ anak. Bahkan, penelitian menyebut bahwa ada perbaikan IQ satu tahun setelah dilakukan bedah epilepsi pada anak," tambah dia.
Epilepsi pada anak, tambah dia, bukan hanya memicu keterbelakangan mental atau penurunan kecerdasan intelegensi anak. Tapi juga meningkatkan peluang diskriminasi dari lingkungan sekitar.
"Tak sedikit lingkungan yang melakukan diskriminasi pada orang dengan epilepsi. Hal ini akan membuat penyandang epilepsi menjadi susah berkembang dan mendapat hidup yang berkualitas," pungkas dia.
Baca Juga: Kekasih Pamer Kaki Mulus Nikita Willy saat Duduk Senderan