Suara.com - Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan IPB Prof Tutik Wresdiyati mengembangkan pakan kucing berbasis ekstrak biji mahoni yang terbukti dapat mencegah obesitas dan diabetes pada hewan peliharaan terutama anjing dan kucing.
"Produk ini kami beri nama 'Mohabes'. Inovasi pakan dari biji mahoni mengandung antioksidan-flavonoid serta komponen fitokimia dan alkaloid, steroid, saponin, triterpenoid, dan hidroquinon," kata Tutik, dalam orasi selaku guru besar IPB, di Kampus Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/4/2017).
Ia menjelaskan, pakan kucing berbasis ekstrak biji mahoni terbukti dapat mencegah obesitas dan diabetes pada kucing. Inovasi tersebut telah mendapat penghargaan sebagai salah satu dari 108 inovasi terpilih Indonesia tahun 2016 dari "Business Innovation Center."
"Saat ini Mohabes siap untuk dikembangkan dengan mitra produsen pakan kucing," katanya lagi.
Baca Juga: Pulang dari Malaysia, Warga Pasuruan Ditangkap Densus 88
Lebih lanjut ia menjelaskan, penyakit diabetes mellitus (DM) dilaporkan banyak terjadi pada hewan kesayangan terutama anjing dan kucing. Tetapi, DM pada hewan biasanya disebabkan oleh faktor kegemukan, genetik, serta pengaruh obat yang menyebabkan inflamasi pankreas.
Secara genetik, lanjutnya, DM muncul pada ajing betina dan kucing jantan. Beberapa obat seperti glukokortikoid dapat menggunakan cara kerja insulin dan menyebabkan terjadi diabetes.
"Beberapa hasil penelitian menunjukkan penderita penyakit degeneratif berada dalam kondisi stres oksidasi. Antioksidan merupakan penangkal radikal bebas," katanya pula.
Menurutnya, antioksidan eksogen yang bersumber dari bahan alam dapat menanggulangi beberapa penyakit degeneratif dan meningkatkan status antioksidan tubuh serta menghambat laju kerusakan sel, jaringan dan organ tubuh.
"Ada beberapa bahan alam sumber antioksidan yang dapat digunakan, yakni jahe emprit, buah pare, rumput laut, teripang laut, bawang dayak, klorofil daun singkong, daun cengkeh, virgin coconut oil, biji mahoni, dan probiotik, isoflavon, Zn, vitamin E, dan tempe," katanya pula.
Baca Juga: Teror di Stockholm, Seorang Lelaki Uzbekistan Ditahan
Antioksidan, lanjutnya, merupakan penangkal oksidan atau radikal bebas, bekerja dengan cara memutus reaksi berantai atau menginaktivasi ROS dan menghasilkan radikal yang kurang reaktif (antioksidan primer), mencegah terjadi reaksi berantai, seperti mengkelat atau menginaktivasi logam, scavenger oksigen singlet atau dengan mendetoksifikasi ROS (antioksidan sekunder), serta memperbaiki molekul-molekul yang teroksidasi, juga memperbaiki kerusakan sel dan jaringan akibat serangan radikal bebas (antioksidan tersier).