Suara.com - Pemberitaan mengenai kejadian bunuh diri belakangan meningkat. Belum lama, Pahinggar Indrawan, lelaki berusia 50 tahun menayangkan secara langsung aktivitas bunuh dirinya di Facebook, dilanjutkan manajer JKT48, Inao Jiro yang ditemukan gantung diri di kamar mandi rumahnya.
Perwakilan WHO Indonesia, Dr Jihane Tawilah menyebutkan kasus bunuh diri memang cukup banyak. Bahkan, bunuh diri merupakan satu dari 20 penyebab kematian di dunia. Yang mencengangkan, setiap 40 detik ada satu orang di dunia yang melakukan upaya bunuh diri.
"Bunuh diri berawal dari depresi serius yang tak ditangani dengan baik. Itu sebabnya pada hari kesehatan dunia tahun ini, kami mengangkat isu depresi agar semakin banyak orang menyadari akibat yang ditimbulkannya," ujarnya pada pada temu media 'Depresi, Yuk Curhat' di Jakarta, Jumat (7/4/2017).
Selain memicu bunuh diri, lanjut Jihane, depresi juga bisa memicu berbagai macam penyakit antara lain diabetes, stroke, hingga jantung. Untuk itu, menurutnya kondisi depresi harus segera diobati agar tak menjalar ke penyakit lainnya.
Baca Juga: Bunuh Diri di Kampus, Mahasiswa Perbanas Punya Masalah Pribadi
Pada kesempatan sama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan M. Subuh mengatakan, diprediksi pada 2020 mendatang depresi menjadi beban global penyakit nomor dua setelah penyakit jantung. Padahal, pada 1990 silam, beban utama penyakit didominasi oleh infeksi saluran pernapasan dan diare.
"Depresi sebenarnya dapat dicegah dan diobati asal kita mengetahui sejak dini penyakit ini. Oleh karena itu kalau mengalami gejala depresi segera datang ke fasilitas layanan kesehatan untuk mendeteksi adanya depresi," pungkas dia. (firsta)