Suara.com - Sekelompok peneliti dari Amerika Serikat telah memperingatkan masyarakat bahwa membiarkan anak-anak terekspos timbal atau logam yang bersifat toksik dapat mempengaruhi kesehatan otak dan mengganggu perkembangan kognitifnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, timbal adalah sebuah neurotoksin yang dapat merusak sistem saraf berkembang pada anak-anak. Timbal sendiri dapat menumpuk dalam aliran darah anak, kemudian menetap di tulang, gigi dan jaringan lunak di dalam tubuh.
Temuan yang dipublikasikan oleh JAMA, menunjukkan bahwa anak-anak dengan lebih dari 10 mikrogram timbal per desiliter darah pada usia 11 memiliki quotients intelijen 4,25 poin lebih rendah (IQ) pada usia 38 tahun. Untuk setiap kenaikan lima mikrogram timbal darah pada masa kanak-kanak, seseorang akan kehilangan sekitar 1,5 poin IQ pada usia 38.
Hal tersebut dapat menyebabkan fungsi kognitif yang lebih rendah ketika mereka dewasa. Selanjutnya, tingkat timbal dalam darah juga mulai dikaitkan dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah. Hal tersebut mencerminkan mobilitas sosial cenderung ke bawah setelah terkena paparan timbal masa kanak-kanak.
Baca Juga: Mahabbah, Kegiatan bernyanyi untuk Lahirkan Empati pada Anak
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksposur anak-anak pada kandungan timbal berhubungan dengan hasil kognitif dan sosial ekonomi terdeteksi lebih dari tiga dekade kemudian," kata Aaron Reuben, dari Duke University di North Carolina, AS.
Timbal sendiri dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb. "Terlepas dari mana Anda memulai hidup, timbal akan menarik Anda ke bawah," tambah Avshalom Caspi, Profesor di Duke University.
Untuk penelitian ini, tim meneliti termasuk 1.037 peserta dari Selandia Baru. Tes darah untuk kandungan timbal sendiri dilakukan pada 565 dari mereka ketika menginjak usia 11 tahun. [Zeenews]