Suara.com - Makanan laut selama ini dikaitkan dengan risiko peningkatan kolesterol dan tekanan darah tinggi. Namun, hal ini dibantah oleh ahli gizi komunitas, Dr dr Tan Shot Yen. Menurut dia, konsumsi makanan laut tidak akan menyebabkan gangguan kesehatan jika diolah dengan benar.
"Orang Jepang makan makanan laut terus, tapi memangnya mereka kena kolesterol? Kan tidak. Jadi memang, tinggal bagaimana menyajikannya. Ya, kalau makan cumi, jangan yang digoreng tepung. Bisa dipepes," ujar dr Tan pada temu media bertema Kelainan Bawaan, Senin (20/3/2017).
Makanan laut, tambah dia, penting untuk dikonsumsi ibu hamil karena kandungan iodin di dalamnya. Zat gizi ini memiliki fungsi dalam membentuk otak dan sistem saraf janin, mencegah bayi lahir pendek atau stunting. Selain itu, makanan laut seperti ikan juga kaya akan omega 3 yang dapat menurunkan risiko pengentalan darah pada bumil.
"Ikan di Indonesia banyak, tapi anak makannya kerupuk ikan. Literatur menyebut bahwa omega 3 efektif mencegah pengentalan darah," tambah dia.
Namun, dr Tan memperingatkan bahaya kontaminasi merkuri pada makanan laut, termasuk ikan. Merkuri sendiri memang diketahui memiliki efek negatif bagi perkembangan otak janin, salah satunya dapat memicu kelainan bawaan.
"Sebaiknya pilih ikan yang kecil dari laut dalam. Misalnya kerapu, kudu-kudu, papakulu; itu ikan kecil. Kalau salmon justru banyak merkurinya. Jadi nggak usah gaya-gaya makan ikan salmon. Udah amis, merkurinya banyak," pungkas dia.
Konsumsi Makanan Laut Bisa Picu Kolesterol? Ini Kata Ahli Gizi
Selasa, 21 Maret 2017 | 19:54 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
KulineRun, Saatnya Menikmati Makanan Favorit Tanpa Khawatir Risiko Kolesterol
16 Desember 2024 | 15:34 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 14:21 WIB
Health | 14:12 WIB
Health | 12:11 WIB
Health | 11:15 WIB
Health | 10:33 WIB
Health | 09:15 WIB
Health | 22:58 WIB