Suara.com - Beberapa waktu lalu, para orangtua dibuat heboh dengan aksi "Skip Challenge" yang dilakukan anak-anak sekolah. Dalam tantangan ini salah seorang pelaku menekan dada teman lainnya yang menjadi target hingga kehabisan napas.
Mereka ingin mengetahui berapa lama target bisa bertahan. Tentu saja aksi ini dikecam oleh para orangtua. Setelah demam "Skip Challenge" mereda, muncul aksi lain yang dinamakan "Eraser Challenge" yang juga viral di beberapa negara.
Seperti dilansir dari laman Foxnews, anak-anak sekolah yang melakukan aksi ini akan menulis huruf di kulit tangan mereka menggunakan penghapus. Mereka yang berhasil membuat luka paling hebat dari gesekan penghapus di kulit akan menjadi pemenangnya.
Mereka pun lantas membagikan hasil luka pada kulit tangan mereka di media sosial Instagram hingga menjadi viral. Padahal, seperti disampaikan dokter spesialis anak Angela Mattke, luka yang dihasilkan dari gesekan penghapus bisa terinfeksi virus atau bakteri.
"Hal apapun yang membuat kulit menjadi terluka, maka di situ ada risiko infeksi," ujarnya.
Kulit terbakar baik yang disebabkan oleh panas atau bahan kimia memang berpotensi memicu perkembangbiakan bakteri. Apabila luka cukup serius, Mattke mengatakan anak mungkin memerlukan antibiotik.
Demam "Skip Challenge" Reda, Muncul "Eraser Challenge", Apa Itu?
Selasa, 21 Maret 2017 | 09:11 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI
Health | 08:30 WIB
Health | 07:30 WIB
Health | 18:29 WIB
Health | 16:15 WIB
Health | 15:04 WIB