Teater Ternyata Bisa Jadi Terapi Penyembuh Jiwa

Senin, 06 Maret 2017 | 17:52 WIB
Teater Ternyata Bisa Jadi Terapi Penyembuh Jiwa
Ilustrasi pementasan teater. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kehilangan seseorang yang amat dicintai bisa meninggalkan luapan kesedihan yang mendalam. Perasaan kehilangan ini pun bisa membentuk kepribadian seseorang menjadi tertutup.

Jika terjadi pada anak-anak, maka hal ini bisa mempengaruhi perkembangannya hingga dewasa. Tak ingin hal ini terjadi pada anak-anak binaannya, pendiri Rumah Amalia, M. Agus Syafii, memberikan pelatihan seni teater sebagai terapi penyembuh jiwa.

"Ketika anak kehilangan ayah, baik karena meninggal atau perceraian, itu bisa membuat anak hilang arah dan cenderung mengurung diri. Tentu saja ini bisa berpengaruh pada masa depannya," ujar Agus, dalam acara temu media "Teater sebagai Terapi Seni" di Jakarta, Senin (6/3/2017).

Agus menambahkan, dengan teater, anak-anak binaannya yang tergolong yatim maupun piatu, bisa mulai jujur dengan perasaan yang dipendamnya. Anak bisa menunjukkan ekspresi mereka ketika marah, sedih, kecewa, tanpa harus memakai topeng bahwa semuanya baik-baik saja.

"Anak jadi lebih terbuka. Mereka lebih bisa menceritakan kondisi sebenarnya, lebih mudah bersosialisasi dan mampu mengekspresikan apa yang mereka rasakan," tambah Agus.

Dalam kesempatan yang sama, Desi Nur Oktaviani selaku fasilitator Art Theraphy Pschodrama Bukan Main, mengatakan bahwa teater sebagai cabang seni memang memiliki manfaat tersendiri bagi pemulihan jiwa. Pada contoh anak-anak di Rumah Amalia, usai mengikuti latihan teater selama beberapa kali, mereka menurutnya lebih mampu berkomunikasi baik verbal maupun gerak tubuh.

"Melalui teater, kami mewadahi adik-adik yang kesulitan mengungkapkan kesedihannya karena kehilangan orangtua. Mereka juga lebih mudah mengatur emosi, sehingga ketika turun ke masyarakat mereka bisa bergaul dan berkomunikasi," sambung Desi.

Selain teater, cabang seni lainnya seperti melukis, menari, menyanyi dan bermain alat musik, juga disebut bisa menjadi alternatif penyaluran emosi untuk pemulihan jiwa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI