Suara.com - Kanker payudara merupakan penyebab kematian utama perempuan di Indonesia. Data badan kesehatan dunia, WHO, jumlah penderita kanker terus meningkat sekitar 20 persen setiap tahunnya.
Bahkan pada tahun 2014, WHO menyebut ada 92.200 perempuan di Indonesia yang meninggal dengan penyebab tertinggi adalah kanker payudara dan kanker serviks. Diprediksi bahwa jumlah kematian ini akan meningkat sampai tujuh kali lipat pada 2030.
Menurut Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, ada beberapa faktor yang tidak bisa diubah, yang dapat memicu risiko mengidap kanker payudara. Yang pertama menurutnya adalah faktor bawaan.
"Yang tidak bisa diubah itu adalah Anda dilahirkan sebagai perempuan. Setiap perempuan kan sudah pasti punya payudara," ujar Aru, ketika ditemui usai acara YKI Family Funwalk bersama Wardah, di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (26/2/2017).
Faktor yang tak bisa diubah lainnya, menurut Aru, adalah menstruasi di usia dini. Menurutnya, perempuan yang mengalami menstruasi di bawah umur 12 tahun, memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara.
Tak hanya itu, lanjut Aru, mereka yang tidak pernah menyusui juga memiliki risiko yang lebih besar. Ini dikarenakan kanker payudara berasal dari hormon. Saat menyusui, ada hormon yang bisa melambatkan sel kanker.
"Mereka yang nikah lebih muda, lebih besar kemungkinan terkena kanker payudara. Pada waktu umurnya masih sensitif, dia sudah harus mengalami perubahan-perubahan hormon. Mereka yang belum pernah melahirkan juga kemungkinan lebih besar," tutup Aru.
Faktor Risiko Kanker Payudara Ini Tak Bisa Diubah Perempuan
Minggu, 26 Februari 2017 | 18:56 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Cegah Kanker Payudara dengan SADARI, Ini 5 Tips Penting dari Dokter Spesialis Onkologi
20 November 2024 | 11:42 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI