Suara.com - Pengobatan HIV selama ini telah mengalami kemajuan. Dengan konsumsi obat antiretroviral (ARV) secara teratur, orang dengan HIV AIDS (ODHA) dapat bertahan hidup belasan hingga puluhan tahun. Padahal, harapan hidup ODHA sangat kecil dan diakhiri dengan kematian.
"Kondisi pasien HIV dulu dan sekarang jauh lebih bagus. Dulu angka harapan hidup pasien HIV mungkin hanya 2 tahun sudah meninggal. Tapi, dengan adanya obat ARV ini dan jika diminum secara teratur, peluang hidup bisa diatas 15 tahun, bahkan ada yang 23 tahun masih sehat-sehat saja," ujar pakar penyakit HIV dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM pada temu media di Jakarta, Rabu (22/2/2017).
Masalahnya, bagaimana mengobati semua pasien yang terjangkit virus HIV/AIDS agar penularan virus ini terhenti. Pasalnya, di Indonesia sedikit pasien HIV yang ditemukan dan mendapatkan pengobatan ARV.
Prof Zubairi mencontohkan negara Afrika Selatan yang telah melakukan tes HIV pada 15 juta dari 50 juta penduduknya. Sementara China telah melakukan tes HIV pada 70 juta penduduknya.
"Sedangkan di Indonesia cakupan tes HIV masih sangat rendah. Seharusnya minimal 30 juta penduduk di lakukan tes HIV setiap tahun untuk menemukan kasus HIV lalu segera diobati agar kasus kematian menurun," tambah dia.
Untuk itu, dia mendesak para pembuat kebijakan dalam menyediakan anggaran untuk melakukan tes HIV besar-besaran demi menjaring orang dengan HIV.
"Semakin cepat ditemukan, semakin cepat diobati dan jumlah penularan serta kematian akibat HIV AIDS menurun," pungkas dia. (Firsta)