Suara.com - Jumlah peneliti di Indonesia masih sangat sedikit dibanding dengan jumlah penduduknya secara keseluruhan. Padahal menjadi peneliti memiliki banyak keuntungan, salah satunya memberi solusi bagi permasalahan yang ada di sekitar.
Nah, untuk menumbuhkan semangat meneliti pada anak-anak, orangtua bisa mengarahkan pada permasalahan yang terjadi di sekitar. Disampaikan Dr. Tjut Rifameutia Umar Ali, M.A selaku pakar psikologi pendidikan dan sekolah, menjadi seorang peneliti bisa dimulai dengan mencari solusi dari masalah yang ditemui sehari-hari.
"Anak-anak diharapkan peduli terhadap lingkungan sekitar. Lalu melihat ada masalah apa, sehingga terpacu mengeluarkan ide kreatif untuk mencari solusinya. Seringkali kita melihat yang jauh padahal banyak masalah yang terjadi di sekitar kita dan dibutuhkan masalahnya," kata Mutia pada temu media 'Kalbe Junior Scientist Award 2017' di Jakarta, Selasa (21/2/2017).
Pada kesempatan yang sama, Dr. Nurul Taufiqu Rohman, B.Eng, M.Eng selaku peneliti dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) mencontohkan salah satu masalah yang dihadapi anak-anak sekolah, yakni membawa tas ransel yang begitu berat.
Baca Juga: Studi: Kemampuan Berpikir Anak Sulung Lebih Baik
Hal ini tentu saja dapat merusak postur tubuh anak menjadi bungkuk dan menyebabkan masalah lainnya. Persoalan ini, kata dia, bisa dijadikan ide penelitian dengan inovasi tas ransel yang disesuaikan dengan tinggi badan anak sekolah.
"Sehingga kalau diaplikasikan ini impactnya bisa luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan dunia. Jadi ide bisa datang dari mana saja yang menjadi masalah kita sehari-hari," katanya.
Untuk berkontribusi menelurkan peneliti-peneliti muda di Indonesia, Kalbe Farma kembali meluncurkan kompetisi Kalbe Junior Scientist Award 2017. Kompetisi ini ditujukan bagi anak-anak kelas 4 SD hingga 1 SMP dengan rentang usia 9-14 tahun untuk mengembangkan dan merangsang kreativitas mereka dalam menemukan solusi dari permasalahan sehari-hari.
"Tahun 2016 program ini diikuti oleh 917 karya dari 358 sekolah di 22 provinsi di Indonesia. Kami menargetkan tahun ini bisa lebih banyak lagi karena jumlah karya yang masuk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan," ujar Herda Pradsmadji selaku Kepala Komunikasi Perusahaan & CSR PT Kalbe Farma Tbk.
Pendaftaran peserta program KJSA, tambah Herda, dimulai sejak 21 Februari 2017 hingga 31 Juli 2017 melalui situs www.kalbe-kjsa.com. Setiap kelompok terdiri dari dua siswa yang boleh mengajukan beberapa karya sains sekaligus. 18 Finalis terpilih akan dibimbing di Jakarta pada September mendatang dan mempresentasikan hasil karyanya hingga dipilih 9 pemenang terbaik.
Baca Juga: Paparan Radiasi Gadget Bisa Sebabkan Kanker?