Suara.com - Stres kebanyakan dianggap hanya masalah orang dewasa belaka. Padahal, disampaikan Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI dr Eni Gustina MPH, hasil Global School Health Survei menunjukkan bahwa anak-anak juga rentan mengalami stres.
Tercatat 5.6 persen anak perempuan mengalami stres. Sedangkan pada anak laki-laki nilainya lebih rendah yakni 4.6 persen. Penyebabnya, kata Eni, bisa dipicu karena hubungan yang kurang harmonis dengan orangtua, sehingga merasa tak nyaman saat berada di rumah yang berujung stres.
"Anak-anak saat ini umumnya tidak memiliki komunikasi yang bagus dengan orangtuanya. Hubungannya kurang bagus sehingga hal ini memicu stres," ujar Eni pada temu media peringatan Hari Ibu di Kemenkes, Selasa (20/12/2012).
Anak yang mengalami stres, bisa berakibat negatif bagi perkembangan psikologisnya. Anak akan merasa kesepian, khawatir, bahkan bukan tidak mungkin bisa berujung bunuh diri.
Baca Juga: Sanksi untuk Google karena Tak Bayar Pajak
"Sering kan kita lihat sekarang bapak ibunya bekerja sehingga jarang bertemu anak. Kalaupun ibunya tidak bekerja anaknya dicuekin. Ibu asyik nonton televisi dan gadget, sehingga anak kurang perhatian," tambah dia.
Untuk mencegah anak mengalami stres, Eni mengimbau agar orangtua melakukan perannya sebagai pembimbing. Orangtua harus membangun komunikasi yang baik agar mengetahui apa yang sedang dialami buah hatinya.
"Kalau perlu sering mengecek kondisi anak saat berada di kamar, apa yang dilakukannya. Bicaralah dari hati ke hati agar anak mau terbuka," pungkas dia.