Sosok Santa Claus sangat identik dengan perayaan Natal. Tokoh yang digambarkan sebagai seorang kakek tua yang tambun, memakai baju berwarna merah dan rambut serta berjanggut putih bersih ini juga sangat populer di mata anak-anak.
Setiap Natal tiba, banyak orang tua yang mengatakan pada anak mereka, bahwa Santa Claus akan datang dengan sebuah kantong besar berisikan hadiah untuk mereka. Mereka meyakinkan bahwa sosok Santa Claus adalah nyata.
Tapi, pernahkah kita berpikir bahwa ini bisa berpengaruh terhadap hubungan antara Anda dan anak?
Suara.com - Dilaporkan Times of India, menurut peneliti, berbohong pada anak-anak Anda dan meyakinkan mereka bahwa Santa Claus adalah sosok yang nyata ternyata bisa merusak, karena dapat melemahkan kepercayaan anak pada orang tuanya.
Orang tua mungkin tidak memiliki maksud untuk membohongi anak mereka dalam hal ini, tapi semata-mata hanya karena ingin melihat buah hati mereka bahagia dan menciptakan rasa suka cita saat Natal. Tapi, kepercayaan anak pada orang tua mereka dapat rusak karena hal ini.
"Jika mereka mampu berbohong tentang sesuatu yang begitu istimewa, bagaimana mereka dapat diandalkan untuk hal lainnya?" kata peneliti.
"Moralitas membuat anak percaya mitos tersebut telah dipertanyakan," kata psikolog Christopher Boyle dari University of Exeter di Inggris.