Tunarungu Tak Halangi Fajrul Raih Prestasi Top di Seni Lukis

Kamis, 08 Desember 2016 | 19:29 WIB
Tunarungu  Tak Halangi Fajrul Raih Prestasi Top di Seni Lukis
Fajrul Hakam Hidayat (10) bersama ibunda tercinta, Esus Sundusyah. (Suara.com/Firsta Nodia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anda pasti akan berdecak kagum dengan sederet karya hasil tangan Mohammad Fajrul Hakam Hidayat. Meski memiliki keterbatasan, murid kelas 3 SD SLB Santi Rama ini mampu menorehkan prestasi membanggakan lewat lukisan-lukisan indahnya.

Ya, penyandang tunarungu ini mampu membuktikan diri bahwa keterbatasan tak membuatnya berhenti berkarya. Justru, bocah berusia 10 tahun ini terpecut semangatnya untuk menunjukkan potensinya di seni lukis.

Sang ibu, Esus Sundusyah mengatakan bahwa potensi putranya  di seni lukis sudah terlihat sejak balita. Fajrul sering menggambar bentuk tertentu di atas kertas, padahal Esus tak pernah mengajarinya.

"Saya melihat anak saya bakatnya di melukis, kalau ada kertas dia suka gores-gores dan kelihatan bentuknya apa. Misal gambar wajah ada mata, alis, hidung, terus saya ikutkan dia di ekstra kurikuler melukis saat PAUD," ujarnya  pada temu media peringatan Hari Disabilitas Internasional di Kemenkes, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Esus menceritakan bahwa kelainan yang dialami Fajrul mulai disadarinya sejak putranya berusia 7 bulan. Tak seperti bayi-bayi lainnya yang umumnya menangis ketika mendengar suara yang mengagetkan seperti gemuruh petir atau pintu yang dibanting, Fajrul sama sekali tak merespon. Ia tetap tenang seperti tak ada suara yang mengusik.

"Pas hamil usia 4 bulan saya memang terinfeksi rubella, dan dokter bilang biasanya ada kelainan di janin, tapi nggak dibilang kelainannya apa. Dan setelah lahir saya juga lupa peringatan dari dokter kalau anak saya akan mengalami kelainan. Dan saya baru nyadar ketika usia 7 bulan anak saya nggak nangis ketika dengar petir," tambah perempuan berusia 46 tahun ini.

Namun ia tak menyesal telah melahirkan Fajrul ke dunia, Justru Estu bangga dengan buah hatinya yang 'istimewa' itu berhasil membuktikan diri dengan prestasinya yang mengagumkan di seni lukis.

Meski masih duduk di bangku sekolah dasar, Fajrul telah mengoleksi lebih dari 10 piala buah kemenangannya di kompetisi melukis. Bahkan, pada beberapa kompetisi, ia mampu mengalahkan anak-anak non-disabilitas. Sebuah capaian prestasi yang tentu saja sangat membanggakan.

"Saya lebih mengarahkan dia sesuai bakatnya. Akademik saya nggak terlalu push, tapi buktinya dia pintar juga. Daya ingat dia juga lumayan," tambahnya.

Beranjak dari kisah Fajrul yang inspiratif ini, yuk mulai sekarang hapus stigma negatif terhadap penyandang disabilitas, karena keterbatasan bukan penghalang bagi mereka untuk berkarya.





BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI