Suara.com - Meskipun bisa dikatakan sangat aman untuk terbang selama lebih dari trimester ketiga (hingga 36 minggu), Anda disarankan untuk mendiskusikan rencana tersebut dengan dokter atau bidan, sebelum memesan jadwal penerbangan.
Dalam kasus berisiko tinggi tertentu, penyedia layanan kesehatan Anda mungkin menyarankan untuk tetap tinggal di rumah selama kehamilan Anda.
Namun sebaiknya Anda menunda perjalanan udara, jika dalam kondisi sebagai berikut:
1. Hamil kembar.
2. Diabetes atau tekanan darah tinggi.
3. Ada kelainan plasenta atau perdarahan vagina.
4. Kemungkinan untuk bersalin secara prematur.
5. Ada riwayat atau sejarah pembentukan bekuan darah (termasuk sebelum kehamilan).
Bahkan jika Anda mengalami kehamilan yang tidak rumit, sebaiknya hindari terbang selama bulan-bulan terakhir. Banyak maskapai penerbangan yang tidak mengizinkan perempuan hamil, terutama di bulan-bulan tertentu untuk melakukan penerbangan.
Namun, setiap maskapai memiliki aturan yang berbeda tentang kapan dan apakah Anda diperbolehkan terbang. Sebaiknya cek kembali dan update informasi terbaru. Jangan lupa untuk memperhitungkan seberapa jauh perjalanan Anda.
Sebelum Anda pergi, tanyakan kepada bidan atau dokter kandungan untuk membantu Anda menemukan dokter, jika Anda membutuhkan perhatian medis selama liburan. Bawalah daftar lengkap kontak darurat, dan jika Anda berada di trimester kedua atau ketiga, bawa juga salinan grafik prenatal Anda.
Sebuah grafik prenatal harus mencakup usia Anda, tanggal kemungkinan lahir, tanggal terakhir Anda menstruasi, jumlah dan hasil dari kehamilan sebelumnya, faktor risiko penyakit, hasil tes laboratorium yang berhubungan dengan kehamilan dan ultrasound, riwayat medis dan bedah, dan catatan tanda-tanda vital yang diambil pada setiap kunjungan kontrol.
Jika Anda sehat dan tidak memiliki masalah kebidanan, Anda dan bayi Anda seharusnya tidak memiliki kesulitan dalam kabin bertekanan dari pesawat komersial. Anda tidak perlu khawatir tentang scanner X-ray di bandara.
Selama penerbangan, hal terbaik untuk dilakukan adalah membuat diri Anda senyaman mungkin. Mintalah tempat duduk di tengah pesawat, di atas sayap, agar Anda hanya bisa merasakan gerakan halus pesawat. Jika mungkin, pesan tempat duduk yang bisa membuat Anda meluruskan kaki, melakukan peregangan, dan mudah berlajan-jalan atau menuju kamar mandi.
Ibu hamil yang duduk diam dalam jangka waktu yang lama berada pada peningkatan risiko terjadinya pembekuan darah, sehingga disarankan untuk berjalan di sekitar kabin, setidaknya setiap satu jam. Anda juga dapat meregangkan dan melenturkan kaki setiap 30 menit, memakai stoking khusus hamil untuk membantu menjaga aliran darah di kaki Anda, dan mengurangi risiko penggumpalan darah serta pembengkakan kaki.
Ketika duduk, jaga posisi sabuk pengaman untuk diikat di bawah perut. Minum banyak air putih untuk meminimalkan efek dehidrasi dari udara kabin yang kering. Kafein bersifat diuretik, jadi hindarilah kopi, teh, dan minuman ringan berkafein sebelum dan selama penerbangan.
Hati-hatilah pada makanan dan minuman yang memproduksi gas sebelum lepas landas. Gas yang terperangkap dari beberapa makanan, seperti kubis dan kacang-kacangan, yang akan menghasilkan gas dalam perut dan membuat perjalanan tidak nyaman. (babycenter.com)
Amankah Naik Pesawat di Kehamilan Trimester Ketiga?
Ririn Indriani Suara.Com
Senin, 05 Desember 2016 | 15:45 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Stres Saat Hamil Picu Anak Lahir Epilepsi? Ini Faktanya
15 November 2024 | 18:30 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 19:07 WIB
Health | 18:30 WIB
Health | 17:27 WIB
Health | 06:15 WIB
Health | 19:56 WIB