Suara.com - Menguap sering dikaitkan dengan mengantuk. Tapi pernahkah Anda bertanya-tanya apa fungsi di balik menguap? Dan kenapa menguap bisa menular?
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang yang mengalami kebosanan mengeluarkan reaksi menguap untuk mengatasinya.
Menguap membantu meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga kembali memfokuskan perhatian seseorang. Semakin banyak jumlah menguap yang dilakukan seseorang, maka menunjukkan bahwa otak sedang berjuang untuk membuat dirinya tetap terjaga.
Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas menguap sudah terjadi sejak janin berusia 11 minggu. Rata-rata seseorang menguap selama enam detik. Jika dihitung seumur hidup seseorang bisa menghabiskan sekitar 400 jam untuk menguap.
Menurut peneliti, menguap menunjukkan bahwa otak sedang kekurangan oksigen. Oleh karena itu otak memicu reaksi menguap sebagai aktivitas bernapas tambahan untuk mengasup oksigen lebih banyak ke otak.
Lalu benarkah, menguap itu menular? Menurut penelitian yang dilakukan tim Duke University School of Medicine, orang yang tertular saat melihat orang lain menguap diyakini memiliki gelombang emosi yang sama dengan orang tersebut.
Kesimpulan ini didapat setelah peneliti mendokumentasikan bagaimana orang merespon dengan cara melihat, mendengar atau memikirkan orang yang menguap. Mereka lebih mudah tertular dan juga menguap. Hal ini berbeda dengan respon orang yang benar-benar kelelahan sehingga menguap. (Boldsky)