Suara.com - Anak memiliki tumbuh kembang sesuai dengan usianya. Namun jika anak Anda mengalami keterlambatan duduk atau tengkurap, waspadai risiko gangguan disabilitas.
Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Maria Evi Dana, mengatakan keterlambatan perkembangan motorik anak bisa mengindikasikan adanya gangguan yang dialami anak.
Menurut dia, para orangtua harus waspada jika anak berusia 3-4 bulan belum bisa tengkurap. Indikasi lainnya adalah belum bisa duduk saat berusia 9-10 bulan. Kata dia, Orangtua harus langsung mencari tahu penyebab dari keterlambatan motorik tersebut.
Sebab, lanjut Maria, bisa jadi anak mengalami paraplegia atau ketidakmampuan untuk menggerakkan anggota tubuh bagian bawah.
"Kalau mengalami paraplegia alat bantunya kursi roda. Karena anak kehilangan kontrol untuk anggota tubuh bagian bawah. Jadi memang orangtua harus mewaspadai, apakah keterlambatan yang dialami anak terjadi karena kurang rangsangan atau karena ada kelainan," kata dokter yang akrab disapa Dana ini, pada temu media peringatan Hari Disabilitas Internasional di Kemenkes, Kamis (24/11/2016).
Dana menambahkan, beberapa kebiasaan memang dapat memperlambat kemampuan motorik anak. Salah satunya dengan sering menggendong anak dalam waktu yang cukup lama.
Kebiasaan ini, Dana menambahkan, dapat membuat anak tak terpacu untuk mengeksplor alat geraknya sehingga baru dapat tengkurap atau duduk diatas rata-rata usia normal anak pada umumnya.
"Lebih baik anak ditaruh aja di lantai suruh belajar tengkurap atau duduk. Kasih mainan agar anak terangsang untuk bergerak," ucapnya.