Beberapa bumil kaget begitu mendapati bayinya lahir dengan kulit berwarna kekuningan. Bayi lahir kuning memang tidak normal dan bisa disebabkan oleh berbagai hal.
Salah satunya disebabkan karena bayi lahir dari ibu dengan golongan darah rhesus negatif. Menurut dr Rudi Simanjuntak Sp.OG dari Bethsaida Hospital Serpong, ibu dengan rhesus negatif berpotensi mengalami masalah saat melahirkan anak kedua.
"Ibu rhesus negatif melahirkan anak rhesus positif maka akan berbahaya pada anak kedua karena sejak hamil pertama akan terbentuk antibodi yang akan menganggap anak kedua sebagai benda asing. Pada kehamilan kedua, antibodi yang terlalu banyak akan menghancurkan sel darah merah janin sehingga memicu kelainan jantung, hati, bahkan kematian," ujar dr Rudi pada temu media yang dihelat Bethsaida Hospital di kawasan Serpong, Tanggerang, Sabtu (19/11/2016).
Pada kesempatan yang sama, dr Christiana R Setiawan, SpA menambahkan, sel darah merah yang hancur karena serangan antibodi ini membuat aliran darah ke hati tersumbat sehingga albumin turun dan menyebabkan pembesaran hati dan limpa.
"Kalau fungsi hati terganggu maka dampaknya kadar bilirubin meningkat sehingga tubuh bayi berwarna kuning. Bayi kuning juga ada derajatnya, kalau yang berat harus di fototerapi," tambahnya.
Sebagai pencegahan, dr Rudi menambahkan, bisa dilakukan dengan pemberian suntikan immunoglobulin Anti D. Suntikan ini dapat mengurangi risiko gangguan kesehatan pada bayi beda rhesus dengan ibu hingga 1 persen.
"Tujuan kita mencegah antibodi terbentuk lebih banyak. Suntikkan immunoglobulin anti D bisa diberikan saat terjadi pendarahan atau terjadi percampuran darah antara ibu dan anak. Bisa juga pada 28 minggu kehamilan atau saat persalinan untuk mencegah kehamilan diserang antibodi," pungkasnya.