Hati-hati, Sederet Penyakit Ini Incar Anda yang Insomnia!

Jum'at, 18 November 2016 | 20:16 WIB
Hati-hati, Sederet Penyakit Ini Incar Anda yang Insomnia!
Ilustrasi orang yang mengalami insomnia. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Susah tidur atau insomnia kerap menganggu aktivitas seseorang di pagi hari. Rasa kantuk dan lelah turut mempengaruhi suasana hati menjadi lebih sensitif.

Tak hanya itu, menurut dr. Astuti, Sp.S dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, insomnia juga dapat memicu beragam penyakit metabolik seperti obesitas, jantung koroner hingga diabetes. Bagaimana mekanismenya?

"Gangguan tidur dapat membuat keseimbangan hormon dalam tubuh menjadi terganggu, termasuk hormon leptin dan grealin yang berperan meningkatkan nafsu makan. Ketika nafsu makan meningkat, maka seseorang akan lebih rentan mengalami obesitas yang menjadi faktor risiko berbagai penyakit metabolik dan kardiovaskular," ujarnya pada diskusi media bertema Insomnia di Jakarta, Jumat (18/11/2016).

Gangguan tidur yang tergolong insomnia, lanjut Astuti, termasuk sulit terlelap meski raga telah berada di tempat tidur, sering terbangun, atau bangun saat dini hari namun sulit untuk kembali terlelap.

"Idealnya tidur 7 jam sehari, dan masa terlelap itu hanya butuh waktu 15 menit. Tapi kalau sudah rebahan terus nggak bisa terlelap sampai 30 menit atau bahkan satu jam, berarti seseorang sedang mengalami insomnia," tambah dia.

Penyebab insomnia, menurut Astuti, multifaktor, ada penyebab primer yang mengarah pada kelainan genetik, atau penyebab lainnya yang mengarah pada kebiasaan yang dilakukan sebelum tidur seperti menatap layar gadget, menonton televisi, menyelesaikan pekerjaan, berolahraga hingga memikirkan hal yang memicu stres.

Ia pun mengingatkan orang yang sering jatuh sakit untuk mengevaluasi pola tidurnya terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena insomnia dapat berdampak pada penurunan daya tahan tubuh.

"Saat menderita penyakit, merasa daya tahan tubuh lemah, atau lebih sering sakit, coba evaluasi tidurnya dulu. Lalu sampaikan ke dokter. Jangan-jangan jumlah tidur kurang sehingga kualitas tidur menurun dan menjadi dasar dari penyakit tersebut," pungkas Astuti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI