Suara.com - Tak sedikit orang yang merasa tidak bermimpi saat tidur di malam hari, tapi ada pula beberapa orang yang merasa bermimpi setiap hari, dan bisa menceritakan isi mimpinya kepada orang lain.
Menanggapi hal ini, dr. Astuti, Sp.S dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta mengatakan bahwa mimpi saat tidur merupakan salah satu indikator tidur yang berkualitas.
Ia menjabarkan bahwa tidur berkualitas ditandai dengan terlewatinya lima tahap arsitektur tidur.
"Mimpi secara utuh muncul pada tahap ke 5 atau REM, sehingga orang bisa menceritakan secara utuh mimpinya ketika bangun. Kalau orang nggak pernah mimpi berarti arsitektur tidur tidak terpenuhi, tidur tidak berkualitas. Tidur yang benar harus ada mimpi," ujarnya pada diskusi media bertema Insomnia di Jakarta, Jumat (18/11/2016).
Pada orang yang tidak mengalami mimpi sama sekali, lanjut Astuti, kemungkinan besar orang tersebut hanya mengalami tidur hingga tahap 3-4 atau juga disebut restorasi.
Pada tahap ini gelombang otak yang terus melambat sehingga tidur semakin pulas.
"Nah, kalau terbangun pada fase ini badan masih belum fresh. Masih terasa ngantuk, sehingga dampaknya lesu, lelah, dan ngantukkan dan mimpi baru muncul sedikit. Sehingga ada yang merasa tidak bisa mengingatnya sama sekali atau merasa mimpinya belum selesai," tambah dia.
Siklus tidur normal menurutnya berlangsung selama tujuh jam. Selama durasi tidur ini, seseorang bisa mengalami lima tahap ini secara berulang-ulang sehingga ketika bangun badan lebih segar dan siap beraktivitas.
Baca Juga: Di Onokabe, Anda Makan Sepuasnya bak Raja