Memberikan ASI (air susu ibu) secara eksklusif tak hanya bermanfaat bagi bayi. Ibu yang menyusui juga mendapat manfaat yang sama besarnya.
Pakar ASI dr Utami Roesli SpA, mengatakan bahwa risiko kanker payudara pada perempuan yang memberikan ASI secara eksklusif selama dua tahun menurun hingga 1.9 persen.
Sedangkan pada perempuan yang tidak menyusui risiko mengidap kanker meningkat sebanyak 73,1 persen.
"Ada kandungan alfa albumin yang diproduksi saat menyusui dan zat ini menghancurkan sel kanker yang akan tumbuh. Begitu sel kanker akan muncul, albumin akan menghindarkan para ibu yang menyusui," ujar Utami, yang mendapatkan penghargaan Noble Health Promotor dari Brand's Health Award 2016, di Jakarta, Selasa (15/11/2016).
Dokter spesialis anak ini dikenal gencar mempromosikan manfaat pemberian ASI eksklusif. Hal ini dilakukannya untuk menebus rasa bersalahnya karena tidak memberikan ASI eksklusif kepada dua putranya.
Sebagai survivor kanker payudara, Utami percaya bahwa kanker yang pernah diidapnya salah satunya karena dia tidak menyusui secara tepat.
"Karena pada saat saya memiliki anak tahun 1970-an itu belum banyak edukasi tentang manfaat ASI. Sehingga pada tahun 1989 saya kena kanker payudara dan saya mengerti mungkin kalau saat itu saya susui anak saya, saya nggak akan kena kanker payudara," tambah dia.
Keberhasilan memberikan ASI eksklusif, menurut Utami, juga perlu dukungan dari suami. Dia menegaskan bahwa suami bukanlah peran pembantu dalam pemberian ASI. Sebaliknya, suami punya peran utama.
"Suami yang mendukung istri memberikan ASI secara eksklusif keberhasilan menyusui mencapai 90 persen. Tapi kalau suami tidak mendukung, keberhasilannya hanya 26 persen," pungkas dia.