Data menunjukkan bahwa seperlima anak Indonesia lahir stanting atau bertubuh pendek. Penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi yang diterima ibu saat hamil.
Menurut pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor Profesor Hardinsyah, bayi lahir pendek ini dapat memicu beragam penyakit saat anak tumbuh dewasa, antara lain obesitas, diabetes, gagal ginjal hingga gangguan kecerdasan.
"Jadi pemenuhan gizi anak tidak hanya setelah lahir saja, tapi juga harus dimulai sejak 1.000 hari pertama kehidupan di mana saat orangtua merencanakan kehamilannya," ujar Hardinsyah pada acara Brand's Health Award 2016 di Jakarta, Selasa (15/11/2016).
Ia menjelaskan, pada janin yang kekurangan gizi, sel-sel penyusun organ seperti ginjal dan jantung tidak terbentuk sempurna. Akibatnya anak rentan mengidap masalah gagal jantung atau gagal ginjal ketika lahir.
Begitu pula dengan risiko mengidap diabetes. Tingginya angka penderita diabetes pada usia muda, menurut Hardisnyah, juga dipengaruhi kurangnya pemenuhan gizi saat berada dalam kandungan.
"Anak-anak yang dilahirkan pendek biasanya mengalami gangguan pankreas sehingga produksi hormon terganggu yang memicu penyakit diabetes saat dewasa," tambahnya.
Tak hanya itu, Hardinsyah mengatakan bahwa anak yang kekurangan gizi sehingga lahir pendek memiliki pembuluh darah yang tidak bagus, di mana sulit mengendalikan kolesterol dalam darah. Ia pun menegaskan bahwa hanya 25 persen anak bertubuh pendek yang disebabkan oleh faktor genetik.
"Sebagian besar ditentukan oleh faktor lingkungan, bagaimana pemenuhan zat gizi yang diterimanya sejak dalam kandungan, saat semua organ terbentuk. Jadi kalau berencana hamil harus dengan persiapan yang matang," jelas dia.