Langka, Bocah 13 Tahun Alergi Jins dan Baterai

Ririn Indriani Suara.Com
Kamis, 03 November 2016 | 19:31 WIB
Langka, Bocah 13 Tahun Alergi Jins dan Baterai
Ilustrasi alergi pada anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, di Amerika Serikat, bernama Antonio Maiocco kini harus berdamai dengan 'kekurangannya'. Sejak dua tahun lalu, ia menderita alergi yang tidak biasa.

Jika kebanyakan anak alergi pada debu, asap, atau seafood, tidak begitu dengan Antonio. Ia alergi pada hal-hal yang pada kebanyakan orang tidak menimbulkan reaksi, yaitu bahan jins, baterai, beberapa alat elektronik seperti Xbox, hingga pasta gigi.

Kontak terhadap bahan-bahan ini akan menyebabkan kulitnya memerah hebat dan terkelupas seperti ular. Kondisi seperti ini akan bertahan lama, sehingga Antonio membutuhkan beberapa  waktu untuk penyembuhan.

Untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan, sang ibu, Lynn, (44), selalu mengoleskan krim khusus ke kulit Antonio. Alergi yang diderita puteranya ini tak hanya terjadi apabila Antonio memakai bahan-bahan itu, tapi juga terjadi bila Antonio duduk berdekatan dengan teman-temannya yang memakai bahan-bahan tersebut.

Selama dua tahun belakangan, demi meminimalkan reaksi, Lynn dan Antonio akhirnya tahu apa saja yang harus ada di dalam tas mereka saat bepergian. Jika ingin bepergian dengan mobil misalnya, Lynn mengolesi seatbelt dengan cat kuku bening. Bahan pada seatbelt sangat rentan pada kulit Antonio dan bisa menyebabkan alergi.

"Ketika kami pergi ke bioskop, saya harus membawa kain untuk menutupi kursi bioskop, sehingga ia bisa duduk tenang tanpa menderita reaksi,” kata Lynn seperti dilansir Daily Mail.

Antonio juga 'dipaksa' untuk memakai sarung tangan jika ingin menggunakan perangkat listrik. “Ia juga memiliki alat khusus sendiri, termasuk sendok garpu untuk mengambil makanan,” tambah Lynn.

Kulitnya Memerah Ekstrem dan Kesakitan
Pada saat bersentuhan dengan pemicu reaksinya, Antonio akan merasa kesakitan pada sekujur kulitnya, yang tak lama kemudian mulai melepuh. Kulitnya akan memerah dengan ekstrem dan mengendur.

“Saya melihat rasa sakit yang amat sangat di matanya, sementara kulitnya akan memerah dan kendur. Biasanya pada saat seperti itu, Antonio hanya berbaring di atas tempat tidunya, tanpa bisa menggerakkan tangan dan kakinya,” ucap Lynn.

Ketika hal itu pertama kali terjadi, Lynn dan suaminya membawa Antonio ke dokter. Para dokter mengatakan, mereka belum pernah melihat kasus serupa sebelumnya.

Selain belum mengetahui jenis gangguan yang dialami Antonio, keluarga ini harus menunggu sekitar dua bulan untuk memulai proses pengujian terhadap setiap kemungkinan alergi yang diderita Antonio.

Pada musim dingin 2014, Antonio didiagnosis menderita alergi langka.

Kini setelah 'kelainan' ini menjadi bagian dari hidup puteranya, Lynn merasa lebih optimistis pada masa depan Antonio. Ia mengatakan bahwa kondisi anaknya sangat baik.

"Inilah hal terburuk yang pernah terjadi pada saya. Dulu saya diberitahu tidak akan pernah punya anak, sehingga ketika Antonio lahir, saya merasa dia sangat istimewa. Saya pernah marah dan khawatir tentang bagaimana kelak ia akan tumbuh remaja, tapi ternyata Antonio sangat hebat dan kuat menghadapinya,” katanya.

Lynn menambahkan, ketika ia bertanya kepada Antonio tentang keadaannya, puteranya selalu menjawab bahwa ia merasa hebat. "Saya katakan padanya sepanjang waktu, saya tahu ia sangat istimewa, tapi saya tidak tahu bahwa ia akan begini unik,” sebutnya. (Nessy Febrinastri)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI