Seringkali orangtua mendambakan anaknya gemuk karena terlihat lucu dan menggemaskan. Padahal, gemuk saat usia anak-anak justru dapat meningkatkan risiko terserang diabetes tipe 2 dan berbagai penyakit metabolik lainnya.
Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr Lily Sulistyowati, mengatakan bahwa kasus obesitas pada anak-anak cukup banyak, yakni mencapai 15,4 persen atau 1 dari 10 anak Indonesia mengalami obesitas.
"Obesitas terjadi ketika penumpukan lemak berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi yang masuk dengan yang dikeluarkan dalam waktu yang lama. Dan ini menjadi cikal bakal berbagai penyakit tidak menular," ujar Lily pada peringatan Hari Obesitas Sedunia di Jakarta, Senin (31/10/2016).
Salah satu gejala obesitas yang berbahaya, ditambahkan dokter spesialis kedokteran olahraga Michael Triangto, adalah adanya guratan hitam pada leher anak.
Guratan hitam yang sering dianggap daki ini, menurut Michael, berhubungan erat dengan adanya resistensi insulin yang membuat kadar gula dalam darah tinggi.
"Bukan karena mandi nggak bersih, tapi disebabkan karena tingginya insulin dalam badan yang berusaha menetralisir kadar gula yang masuk. Suatu waktu insulin akan berkurang jumlahnya dan masuk ke fase diabetes," tambah dia.
Sebelum terlambat menjadi diabetes, Michael menganjurkan agar para orangtua melibatkan anak pada aktivitas fisik dan menjaga pola makan. Aktivitas fisik pada anak, menurutnya tak perlu dilakukan berlebihan, cukup 15 menit sebagai permulaan.
"Kalau berlebihan justru akan membuat tubuh mengalami defisit dan akhirnya membuat anak menjadi lapar lalu justru menambah asupan kalori yang masuk. Untuk memulai cukup 15 menit, yang penting anak masih mau bergerak," pungkas dia.