Suara.com - Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mulai diperkenalkan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu tujuannya adalah menstimulasi kemampuan anak dalam berbagai aspek sejak dini.
Namun, banyak orangtua yang salah mengartikan peranan PAUD dalam menstimulasi tumbuh kembang balitanya. Beberapa orangtua justru menuntut buah hatinya bisa langsung membaca, menulis dan menghitung.
Menurut psikolog anak, Retno Dewanti Purba, memberikan target yang melebihi kapasitas usia anak bisa mengganggu tumbuh kembangnya. Kegagalan di satu tahap perkembangan, maka akan berpengaruh pada tahap lainnya.
"Anak-anak sekolah PAUD tapi diminta menguasai baca tulis, padahal ada satu step yang harus dikuasai, misalnya sebelum menulis anak harus mengenal bentuk, harus bisa memegang alat tulis dengan baik. Nggak bisa loncat," ujar Retno, pada peluncuran Kampanye BrightFuture 2016 'Selamat Tinggal Dunia Lama' di Jakarta, Kamis (13/10/2016).
Agar perkembangan anak tak terganggu, ia menghimbau, pada orangtua agar membiarkan anak berkembang sesuai dengan kemampuan fisik yang Ia miliki.
"Jangan loncat. Nanti ada waktunya anak belajar menulis, membaca, berhitung. Ada anak yang lebih cepat menyerap, ada yang lebih lambat, tergantung individu anak sendiri," tambah dia.
Ia pun mengatakan bahwa saat berada pada masa PAUD, kegiatan anak sebaiknya diisi dengan eksplorasi, seperti bermain.
"Jadi bermain merupakan media yang paling mudah yang bisa digunakan untuk mengeksplorasi sekelilingnya. Anak juga berinteraksi dengan orangtua saat bermain yang menguatkan ikatan diantara mereka," pungkasnya.