Suara.com - Coba tengok berapa jumlah kelupaan yang Anda alami setiap hari? Misalnya Anda lupa menaruh kunci mobil, atau justru meninggalkan tas Anda di tempat yang tidak seharusnya.
Dalam dunia medis, kondisi lupa merupakan salah satu gejala Alzheimer. Menurut penelitian, alzheimer terjadi, karena adanya penumpukan protein beracun di otak bernama amiloid beta.
Penumpukan protein ini terjadi dipengaruhi faktor genetik hingga kebiasaan yang tak sehat.
Studi terkini yang dipublikasikan dalam Journal of Neurology, Neurosurgery, and Psychiatry menemukan bahwa ada kaitan positif antara kesepian dan penyakit demensia alzheimer.
Para peneliti menemukan bahwa perasaan kesepian meningkatkan risiko menderita demensia hingga 1.63 kali lipat. Meski demikian para ilmuwan masih belum mengetahui pasti, alasan jelas di balik kedua hubungan ini.
Selain kesepian, studi lain yang dilakukan University of Pittsburgh menemukan bahwa cedera kepala juga menjadi pemicu timbulnya demensia alzheimer. Profesi petinju hingga olahragawan lainnya menjadi profesi yang rentan mengalami kondisi ini.
Brian Giunta, M.D., Ph.D., seorang psikiater dan ahli saraf di University of Southern Florida mengatakan bahwa pada beberapa orang, cedera kepala bisa sembuh tanpa hambatan. Namun bagi beberapa orang lainnya kondisi ini dapat memicu kerusakan di jaringan otak.
"Sel di otak yang disebut mikroglia akan mengalami peradangan dan membuatnya tak mampu membuang protein amiloid beta dari otak, sehingga memicu kerusakan otak yang kronis, terutama dalam fungsi memori," ujar Giunta. (Menshealth)