Sering Demam di Malam Hari, Waspadai Penyakit Kaki Gajah

Jum'at, 30 September 2016 | 20:19 WIB
Sering Demam di Malam Hari, Waspadai Penyakit Kaki Gajah
Ilustrasi demam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit kaki gajah merupakan penyakit infeksi yang bersifat menahun. Umumnya penyakit ini ditandai dengan adanya pembengkakan di beberapa bagian tubuh seperti kaki, tangan, payudara hingga skrotum.

Sayangnya jika sudah menunjukkan gejala tersebut, infeksi filariasis sudah pada tahap serius yang bisa menimbulkan kecacatan tetap. Oleh karena itu penting untuk memahami gejala awal dari penyakit kaki gajah.

Ketua Komite Ahli Pengobatan Filariasis, Prof. Dr. dr. Purwantyastuti mengatakan gejala klinis penyakit kaki gajah memang tidak khas. Biasanya ditandai dengan demam berulang yang terjadi 1-2 kali dalam sebulan, dan bisa sembuh tanpa diobati.

Gejala lainnya adalah timbul benjolan yang terasa nyeri di bagian tubuh tertentu seperti daerah lipat paha atau ketiak, meski tidak terdapat luka. Namun gejala ini biasanya muncul setelah infeksi filariasis terjadi selama beberapa tahun.

"Gejala dini memang belum ada. Tapi kalau sering merasa demam atau flu tapi sebenarnya nggak flu sebaiknya memeriksakan diri," ujarnya pada temu media 'Kenali dan Cegah Filariasis Sejak Dini' di Jakarta, Jumat (30/9/2016).

Ada tidaknya cacing filariasis ini, tambah dia, sebenarnya bisa diketahui dengan pemeriksaan darah. Namun sayangnya cacing ini hanya bisa dideteksi pada malam hari.

"Kalau pagi atau siang hari, dia (cacing filariasis) ngumpet sehingga tidak terdeteksi. Nah jadi kalau merasa demam dan nggak enak badan saat malam hari, coba tes darah di malam hari," imbuh Prof. Purwantyastuti.

Sebagai tindakan pencegahan sekaligus pengobatan, ia mengimbau agar masyarakat mengikuti program pemberian obat pencegahan massal (POPM) filariasis pada Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA) yang jatuh setiap Oktober mendatang.

Pemberian obat cacing ini dilakukan selama lima tahun, yang diharapkan dapat memutus rantai penularan filariasis demi mencegah kecacatan tetap.

"Kenapa harus 5 tahun, pernah dicoba sekaligus 5 tapi efek sampingnya cukup berat bagi tubuh sehingga direkomendasikan sekali setahun selama lima tahun. Cara kerja obat ini langsung membunuh filaria sehingga risiko mengidap penyakit kaki gajah sangat rendah," pungkas Prof. Purwantyastuti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI