Stok Vaksin Polio di Yogyakarta Kosong, Ini Penyebabnya

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 08 September 2016 | 20:35 WIB
Stok Vaksin Polio di Yogyakarta Kosong, Ini Penyebabnya
Ilustrasi vaksin. (Chillsoffear/Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta meminta masyarakat tidak panik terkait terjadinya kekosongan stok vaksin polio. Stok vaksin itu diperkirakan akan tersedia kembali pada akhir September 2016.

"Tidak perlu berlebihan khawatir karena kami perkirakan akhir September sudah ada stok lagi. Kami terus melakukan koordinasi dengan pusat," kata Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembayun Setyaningastutie di Yogyakarta, Kamis (8/9/2016).

Menurut dia, kekosongan vaksin di DIY disebabkan keterlambataan pengadaan vaksin di tingkat pusat.

"Sebelumnya di DIY ini belum pernah terjadi. Ini karena persoalan pengadaan yang mengalami keterlambatan di tingkat pusat," kata dia.

Dinkes DIY sebelumnya juga telah menerbitkan Surat Edaran ke lima kabupaten/kota yang menyebutkan sebanyak 3.000 vaksin polio dengan masa kedaluwarsa pada Agustus. Sehingga vaksin polio yang saat ini masih tersisa sudah tidak bisa digunakan per 1 September sehingga perlu dilakukan penarikan.

"Untuk penarikan vaksin polio yang sudah kedaluwarsa masih kami lakukan dan kami data," kata dia.

Ia berharap dengan belum adanya vaksin polio hingga akhir bulan ini, masyarakat tetap bersedia membawa anaknya ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk melakukan imunisasi. Selama belum ada stok vaksin polio, imunisasi dasar lainnya tetap dapat dilakukan yakni imunisasi BCG, Campak, DPT, serta Hepatitis.

Meski imunisasi dasar termasuk polio sebaiknya diberikan secepatnya, pada dasarnya bayi sendiri memiliki daya tahan tubuh alami hingga enam bulan.

"Sembari menunggu masyarakat bisa meminta vaksin yang lainnya dulu, meski memang sebagai langkah preventif vaksin perlu diberikan secepatnya setelah kelahiran," kata dia.

Dia juga mewanti-wanti agar masyarakat tidak mencari solusi alternatif dengan menggunakan vaksin di luar ketentuan Puskesmas, Posyandu atau dengan jalur tidak resmi.

"Jangan sampai menggunakan vaksin di luar ketentuan, karena dikhawatirkan timbul masalah kesehatan baru lagi," kata dia.

Menurut Pembayun, selama bayi masih tetap diberikan ASI eksklusif disertai dengan Perilaku Hidup Bersih (PHBS) kemungkinan anak terjangkit penyakit sangat kecil, kendati belum menerima vaksin.

"InsyaAllah sepanjang ibu dan keluarga mempraktikkan PHBS sang anak akan terjaga dari penyakit," kata dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI