Siti Fadilah: Virus Zika, Alamiah atau Rekayasa?

Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 06 September 2016 | 11:41 WIB
Siti Fadilah: Virus Zika, Alamiah atau Rekayasa?
Ilustrasi Ibu hamil rentan terkena virus Zika. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wabah virus zika yang sudah menjangkiti warga di Singapura dan Malaysia, tentu sangat mengkawatirkan Indonesia, sebagai salah satu negara tetangganya.

Apalagi tahun lalu, tepatnya 2015, ada warga dari suku Anak Dalam, Jambi, yang terinfeksi virus zika. Asal-usul masuknya virus zika ke Indonesia ini, menurut mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, harus diselidiki dengan cermat apakah penyebarannya secara alamiah ataukah rekayasa manusia.

Penyelidikan atau penelusuran lebih jauh terhadap penyebaran virus zika ini sangat penting dilakukan, karena kasus tersebut mengingatkannya pada kejadian outbreak swineflu Meksiko beberapa tahun lalu.

"Swine flu (Flu babi) yang terjadi di Meksiko telah menimbulkan kerugian ekonomi nasionalnya secara bermakna. Pengalaman ini harus menjadi pelajaran yang berharga bagi negara-negara yang ekonominya sedang berkembang," terangnya dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com di Jakarta, selasa (6/9/2016).

Oleh karena itulah, kata Siti Fadilah, pemerintah sudah sewajarnya menganggap serius penyebaran virus zika ini ke Indonesia.

"Apakah penyebaran virus Zika di Indonesia terjadi secara alami atau rekayasa manusia hanya bisa diselidiki secara epidemiologi yang mendalam atau surveilance. Perjalanan penyakit ada kronologisnya yang logis sehingga jelas penyebarannya," beber Mantan Menteri Kesehatan 2004-2009 itu.

Selain mewaspadai penyebarannya, lanjut Siti Fadilah, pemerintah juga harus memberikan perhatian dan perlindungan khusus pada ibu hamil agar tidak digigit nyamuk pembawa virus Zika.

Ia juga mengatakan bahwa kasus zika di Indonesia sebenarnya wajar terjadi lantaran iklimnya cocok dan ada nyamuk Aedes aegypti yang bisa membawa Virus Zika.

Jenis nyamuk ini, kata Siti Fadilah, sudah sangat familiar hidup di Indonesia, karena biasanya nyamuk tersebut membawa virus demam berdarah atau virus Chikungunya.

"Penyebarannya sama dengan demam berdarah. Bayangkan kecepatan penularannya yang cepat meluas seperti demam berdarah. Perbedaannya, virus zika tidak mematikan namun berbahaya pada ibu hamil, lain tidak," ujarnya yang pada 2008 pernah mengatasi wabah flu burung pada manusia di Indonesia.

Mantan menteri kesehatan yang berhasil menutup laboratorium Marinir Angkatan Laut Amerika Serikat Namru-2 pada 2009 ini juga menjelaskan bahwa bila terjangkit pada ibu hamil maka anak yang dikandung akan lahir dengan kondisi cacat microcephaly, dimana ukuran tempurung kepala dan otak yang jauh lebih kecil dari ukuran normal.

Dalam beberapa kasus juga, kata Siti Fadilah, infeksi virus Zika dapat menyebabkan Guillain Barre Syndrom yaitu kelumpuhan saraf.

Menurut Centers of Disease Control and Prevention (CDC),-- sebuah lembaga Pengendalian dan pencegahan penyakit menular di Amerika Serikat,

Guillain Barre Syndrom (GBS) adalah penyakit langka yang membuat sistem kekebalan seseorang menyerang sistem syaraf tepi dan menyebabkan kelemahan otot bahkan apabila parah bisa terjadi kelumpuhan.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek membenarkan bahwa ada masyarakat yang terjangkit virus zika pada 2015. Berdasarkan laporan yang ia terima, seorang yang terjangkit virus zika berada di Jambi. Penderita zika tersebut berasal dari suku Anak Dalam.

"Kebetulan. Jadi waktu itu melakukan penelitian untuk demam yang difokuskan dengue (demam berdarah). Namun, setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata ada virus zika yang positif," kata Nila saat dicegat awak media di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (30/8/2016).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI