Sebentar Lagi Tes HIV Bisa Dilakukan Tanpa Libatkan Tenaga Medis

Jum'at, 02 September 2016 | 12:10 WIB
Sebentar Lagi Tes HIV Bisa Dilakukan Tanpa Libatkan Tenaga Medis
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah penderita HIV/AIDS yang cukup tinggi di Indonesia menjadi keprihatinan tersendiri. Data Kementerian Kesehatan melaporkan kasus HIV/AIDS telah tersebar di 407 kabupaten/kota di seluruh provinsi.

Stigma negatif yang melekat pada pengidap HIV/AIDS menjadi halangan bagi mereka mendapatkan pengobatan yang tepat di fasilitas pelayanan kesehatan.

Untuk itulah AIDS Healthcare Foundation (AHF) selaku organisasi Internasional yang bergerak di bidang penanggulangan HIV/AIDS meluncurkan strategi yakni Rapid Community Testing untuk memperluas cakupan tes HIV/AIDS di Indonesia.

Country Program Manager AHF, Riki Febrian mengatakan bahwa dengan program ini, ke depannya tes HIV/AIDS bisa dilakukan oleh komunitas menggunakam sebuah alat dengan hasil yang langsung diketahui saat itu juga.

Ada lima LSM yang menjadi mitra AHF yakni PKBI Jakarta, Yayasan LAYAK Jakarta, Yayasan Mata Hati Pangandaran, Yayasan RESIK Purwakarta dan Perkumpulan Setia Indonesia Indramayu.

"Saat ini temen-temen LSM akan membantu mereka ke layanan kesehatan untuk di tes HIV. Tapi ke depannya AHF mengusahakan agar tes bisa dilakukan di komunitas. Jadi, jemput bola tapi tetap melibatkan tenaga medis," ujar Riki pada konferensi pers kick off program AHF di Indonesia bertempat di bilangan Wahid Hasyim Jakarta, Kamis (1/9/2016).

Ia menambahkan, program serupa sebenarnya telah dilakukan di beberapa negara, dimana tes HIV tak lagi melibatlan tenaga medis. Tujuannya, tentu saja memperluas cakupan tes HIV sehingga penatalaksanaan bisa segera dilakukan.

"Dengan Rapid Community Testing kita bisa menyelamatkan lebih banyak orang dan mengurangi tingkat kematian bagi pengidap HIV, karena langsung mendapatkan pengobatan dan menghentikan penyebaran virus ini di Indonesia," ia menambahkan.

Sebagai permulaan, program AHF menurut Riki, baru akan dilakukan di empat kabupaten dan kota di Indonesia, seperti Jakarta, Indramayu, Pangandaran dan Purwakarta.

"Jakarta dipilih karena kita tahu sendiri, tingkat prevalensi HIV AIDS sangat tinggi. Sedangkan di Pangandaran, Indramayu dan Purwakarta belum memiliki program penanggulangan HIV yang komprehensif," pungkasnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI