Benarkah Jeroan Makanan Tak Sehat?

Ririn Indriani Suara.Com
Kamis, 01 September 2016 | 10:31 WIB
Benarkah Jeroan Makanan Tak Sehat?
Ilustrasi jeroan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia gemar menyantap organ bagian dalam hewan alias jeroan. Selain harganya yang relatif murah ketimbang daging, jeroan seperti hati, paru, usus, dan ampela, bila diolah dengan beragam bumbu menjadi makanan dengan rasanya begitu lezat dan gurih.

Tak heran bila banyak orang ketagihan menyantap jenis makanan ini. Namun, di balik kelezatan rasanya, apakah mengonsumsi jeroan sehat bagi tubuh?

Chris Kresser, M.S., L.Ac ahli nutrisi Paleo dan pengobatan integratif mengatakan dalam blognya,  bahwa jeroan seperti liver atau hati merupakan sumber penting retinol atau pro vitamin A.

Tiga ons hati sapi, kata dia, mengandung sekitar 26,973 IU vitamin A dan ayam sekitar 11.335 IU. "Mengonsumsi hati ayam atau sapi beberapa kali seminggu akan menjamin kebutuhan vitamin A Anda dan membantu jika Anda sedang mengalami masalah kulit," jelasnya seperti dilansir wellnessmama.com.

Sedanglam Folat, kolin dan vitamin B12, tambah Kresser, juga banyak terkandung dalam hati. Ya, kandungan B12 di dalam hati, menurut dia, tiga kali lebih banyak dari vitamin B12 yang ada di ginjal, tujuh kali lebih banyak dari jantung, dan sekitar 17 kali lebih banyak dari lidah.

Lantas, bagaimana dengan anggapan bahwa jeroan mengandung racun? Anggapan ini memang merupakan anggap paling umum ketika kita berbicara tentang jeroan, terutama hati. Organ-organ seperti jantung dan otak jelas tidak menyimpan racun, tetapi banyak orang takut untuk mengonsumsi hati atau ginjal karena organ-organ ini memang berfungsi untuk menyaring racun dalam tubuh.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyaring racun di dalam tubuh, organ dalam seperti hati  ternyata menyimpan banyak vitamin yang larut dalam lemak dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugasnya. Dengan kata lain, sebagian racun tersebut larut dalam lemak dan jika kita dapat membuang lemak itu, berarti akan lebih aman mengonsumsi jeroan.

Namun demikian, kita tetap harus memerhatikan kadar kolesterol yang terbilang tinggi dalam jeroan. Konsumsi kolesterol terlalu banyak akan menyebabkan peradangan yang pada gilirannya akan membuat masalah pada sistem kardiovaskular dan memicu diabetes.

Jadi, bila ingin menyantap jeroan, pastikan hewan sumbernya adalah hewan yang sehat, yang selama hidupnya dibiarkan hidup bebas dan makan dari sumber makanan alami di alam. Namun bila Anda tak yakin akan kesehatan sumber hewan pemilik jeroan, pilih jeroan yang 100 persen organik, entah itu dari ayam, sapi, kerbau, kambing atau bebek.



 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI