Suara.com - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mendukung jika harga rokok dinaikkan. Menurutnya jika rokok dijual dengan harga yang tinggi, diharapkan daya beli masyarakat menurun dan berimplikasi positif pada kesehatan masyarakat.
"Kami dari sisi kesehatan menyatakan bahwa rokok memang menyebabkan banyak hal terkait kesehatan. Di era JKN sekarang ini penyakit tidak menular yakni penyakit jantung atau kardiovaskular menempati urutan pertama dan rokok ada kaitannya dengan ini," ujar Menkes Nila usai membuka forum 'Global Health Security Agenda (GHSA)' di Jakarta, Selasa (23/8/2016).
Ia menyebut tingginya jumlah pengguna rokok di Indonesia salah satunya dipicu oleh kemudahan masyarakat untuk membeli rokok, karena harganya yang murah. Bahkan dibandingkan dengan negara lain, menurutnya harga rokok di Indonesia paling rendah.
"Kami dari Kementerian Kesehatan khawatir dengan harga rokok yang terlalu rendah, jumlah anak yang merokok di Indonesia semakin tinggi. Apalagi cuma di Indonesia beli rokok bisa ketengan, sebatang Rp1000, dan bisa beli dari uang saku," imbuh Menkes.
Namun Menkes Nila menyerahkan besaran kenaikan harga rokok kepada Kementerian Keuangan yang memiliki kewenangan menentukan harga.
"Biarkan mereka yang menghitungnya, karena naiknya harga rokok juga meningkatkan pendapatan pajak. Menimbang dampaknya dari sisi kesehatan kami mendukung harga rokok dinaikkan," pungkasnya.