Studi: Otak Orang Gemuk Lebih Cepat Menua Ketimbang Orang Kurus

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 20 Agustus 2016 | 14:08 WIB
Studi: Otak Orang Gemuk Lebih Cepat Menua Ketimbang Orang Kurus
Ilustrasi tubuh gemuk dan kurus. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Telah banyak penelitian yang menunjukkan efek buruk dari obesitas. Ya, orang yang memiliki kelebihan berat badan diketahui berisiko terkena berbagai penyakit seperti kolesterol, darah tinggi, penyakit jantung, kanker dan masih banyak lagi.

Bahkan studi terkini juga menemukan bahwa obesitas ternyata bisa mempengaruhi kesehatan otak. Sebuah studi yang dilakukan Universitas Cambridge menunjukkan bahwa sejak usia paruh baya, otak orang-orang berkelebihan berat badan menunjukkan tanda-tanda menua 10 tahun lebih cepat ketimbang otak orang-orang berbadan kurus.

Kesimpulan ini didapat setelah tim peneliti dari Universitas Cambridge meneliti data dari 473 individu berusia di antara 20 dan 87 dan membagi data menjadi dua kategori berdasarkan berat badan: kurus dan gemuk. Mereka menemukan perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam hal volume sumsum dalam otak orang gemuk dibanding mereka yang berbadan kurus.

Studi yang diterbitkan di jurnal Neurobiology of Aging menunjukkan bahwa orang gemuk mengalami pengurangan sumsum otak yang menyebar dibanding orang kurus.

Sumsum otak adalah jaringan yang menghubungkan area-area di otak dan memungkinkan informasi dikomunikasikan antar-wilayah.

Tim peneliti lalu menghitung bagaimana volume sumsum berhubungan dengan dua kelompok usia. mereka menemukan orang bertubuh gemuk, katakanlah 50 tahun memiliki volume sumsum yang sebanding dengan volume sumsum otak orang kurus berusia 60 tahun.

Menyiratkan sebuah perbedaan di usia otak  hingga 10 tahun. Namun para peneliti hanya mengamati perbedaan ini pada orang-orang yang berusia paruh baya ke atas, mengingat otak adalah organ yang pada khususnya rentan selama periode usia tersebut.

"Akan penting juga untuk menemukan apakah perubahan-perubahan ini dapat dikembalikan dengan penurunan berat badan," kata pengarang studi, Profesor Paul Fletcher dari Universitas Cambridge.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI