Suara.com - Manajemen PT Bio Farma (Persero) menjamin vaksin yang diproduksinya aman dan tidak ada yang dipalsukan. Pihak Bio Farma juga menegaskan bahwa tidak ada satupun pegawai ataupun bekas pegawai perusahaan tersebut yang terlibat dalam bisnis vaksin palsu.
"Vaksin yang dipalsukan oleh sejumlah oknum tenaga kesehatan adalah vaksin impor, dan tidak ada satupun pegawai atau ex pegawai Bio Farma yang terlibat dalam bisnis vaksin palsu," kata Direktur Pemasaran Bio Farma Mahendra Suhardono di Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Direktur Pemasaran Bio Farma yang juga Presiden Jaringan Produsen Vaksin Negara-negara Berkembang (DVCMN) itu mengemukakan keterangan tersebut dalam dialog dengan para pemimpin redaksi media massa nasional. Acara itu juga diselenggarakan dalam rangka halal bihalal Idul Fitri 1437 Hijriyah.
PT Bio Farma merupakan satu-satunya produsen vaksin dan antisera di Indonesia. BUMN yang kini sudah berusia 125 tahun itu telah mengekspor vaksin ke 132 negara di dunia, dan 52 di antaranya adalah negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Produsen vaksin tersebut telah menjadikan Indonesia swasembada vaksin sejak tahun 2000. Mengingat kapasitas produksinya besar dan telah mencukupi kebutuhan vaksin nasional, Bio Farma kemudian mengekspor vaksin ke manca negara.
Vaksin produksi Bio Farma yang digunakan oleh Pemerintah untuk Program Imunisasi Nasional adalah vaksin Pentabio (DTP-HB-Hib), DT, Td, TT, Hepatitis B, Campak, polio, dan BCG.
Terkait beredarnya vaksin palsu, ia menegaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Bareskrim Polri, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM), dan distributor resmi vaksin Bio Farma.
"Berdasarkan pengamatan fiisik dan kemasan serta hasil uji laboratorium, tidak ada vaksin Bio Farma yang dipalsukan. Yang dipalsukan adalah vaksin impor yang jumlahnya juga relatif sedikit," kata Mahendra.
Pada kesempatan yang sama pakar kesehatan umum dengan peminatan khusus vaksin, Dr. Julitasari Sundoro menyatakan bersyukur Bio Farma telah mampu memenuhi dua per tiga dari kebutuhan vaksin dunia.
Julitasari juga menyatakan bangga bahwa dari 23 negara Islam penghasil vaksin, baru Indonesia (dalam hal ini PT Bio Farma) yang telah mendapatkan sertifikat prakualifikasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk produk vaksin.
Prakualifikasi merupakan penilaian independen untuk kualitas, keamanan, dan keampuhan vaksin guna memastikan vaksin bisa dipakai untuk target penduduk serta untuk memenuhi kebutuhan program imunisasi. (Antara)
Bio Farma Pastikan Vaksin Produknya Aman dari Pemalsuan
Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 22 Juli 2016 | 01:07 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Mengenal Lebih Dekat Vaksin HPV: Manfaat, Efek Samping, dan Siapa Saja yang Perlu Mendapatkannya
26 November 2024 | 10:38 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 15:27 WIB
Health | 11:34 WIB
Health | 17:01 WIB
Health | 11:05 WIB
Health | 19:07 WIB