Suara.com - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Aman Bhakti Pulungan menyebutkan balita yang diberi vaksin palsu tidak mendapatkan sistem kekebalan tubuh atau imunisasi.
Imunitas merupakan sistem pertahanan yang digunakan untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit yang rentan bagi balita.
"Untuk anak yang terkena vaksin palsu, tidak mendapat antibodi nah ini nanti (penyakit yang dibawa) bisa takutnya cepat mewabah," kata Aman di Gedung Humas, Jalan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (21/7/2016).
Kata dia, anak yang terkena vaksin palsu harus diberi vaksin ulang. "Rencana kami akan buat jadwal imunisasi ulang wajib. Insya Allah hasilnya akan baik ini sedang kita kaji. Sebagai dokter kita melihat situasi emergensi akibat vaksin palsu ini,"ujar Aman.
Sementara itu Aman juga telah memanggil seluruh ketua cabang IDAI untuk mengatasi darurat vaksin palsu tersebut. Untuk menyiapkan program dan peraturan vaksinasi.
"Semua kan kami periksa anak yang diduga korban vaksin palsu dan pantau tumbuh kembang anak. Karena anak ini tidak ada medical check up. Kita melihat kalau dia demam, susah makan, dan berat badannya turun. Kalau kita lakukan medical check up semua anak akan takut," ujar Aman.