Suara.com - Mie instan, pizza, burger, dan martabak merupakan camilan yang digemari banyak orang termasuk anak-anak. Mungkin membayangkannya saja sudah membuat Anda ngiler, bukan?
Junk food yang tak tergolong makanan sehat ini dianggap sulit untuk dihindari, karena citarasanya yang membuat ketagihan. Hal ini tentunya berbahaya karena berbagai risiko penyakit bisa muncul, karena pola konsumsi junk food yang berlebihan, mulai dari obesitas hingga kanker.
Tapi pernahkah Anda berpikir apa yang berperan memicu rasa ketagihan setelah mengonsumsi junk food?
Ahli gizi Jansen Ongko mengatakan bahwa junk food memang diciptakan untuk membuat seseorang ketagihan dan melemahkan kemampuan otak dalam mengambil keputusan saat memilih makanan.
"Ketagihan berhubungan erat dengan sistem penghargaan, yaitu menyerupai mekanisme di otak yang beperan dalam memberi efek nyaman. Cita rasa tertentu mampu menghasilkan efek nyaman sehingga otak tidak bisa membedakan sumber pemicunya," ujarnya pada temu media Eat The Rainbow di Jakarta, Senin (27/6/2016).
Oleh karena itu, lanjut Jansen, apabila terlalu sering terpapar cita rasa junk food, otak secara otomatis akan memintanya kembali sehingga menimbulkan efek ketagihan.
Selain itu, ia menambahkan proses pengolahan yang dilalui junk food terbilang canggih dengan mencampurkan berbagai zat tambahan mulai dari penguat rasa, perasa sintetis, dan pewarna.
"Renyahnya keripik saat digigit, es krim yang meleleh di mulut, warna-warni kue dan tekstur yang lembut merupakan hasil dari pengolahan teknologi canggih. Dan hal ini diciptakan tidak lain untuk satu tujuan yaitu membuat konsumen ketagihan dan sulit berhenti menyukainya," imbuh Jansen.
Ia pun menyayangkan sikap orangtua yang membiasakan anak-anaknya terpapar junk food sejak dini. Hal ini, menurut Jansen, justru akan membuat anak terbiasa sejak kecil dan lebih sulit untuk menghentikannya dibandingkan mereka yang baru terpapar junk food saat dewasa.
"Semakin sering makan junk food maka semakin ketagihan apalagi bagi anak-anak. Dia akan terbiasa makan enak di restoran dan sulit ketika melahap masakan sang ibu. Jadi, memang sebaiknya jangan memanjakan anak dengan junk food," pungkas Jansen.